TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala BIN, Jenderal TNI (purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono menyatakan dirinya menyesalkan pernyataan Capres Prabowo Subianto yang mencurigai adanya kekuatan, untuk mengembalikan tumbuhnya komunisme di Indonesia.
Menurut Hendropriyono, pernyataan Prabowo tersebut sama sekali tidak berdasar.
“Pernyataan Prabowo tersebut menunjukkan kemungkinan skenario dari konsultan asingnya, untuk menggunakan isu yang sangat sensitif di negara kita,” kata Hendropriyono dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Dia menduga pernyataan Prabowo tersebut merupakan bagian dari skenario untuk menjatuhkan kepercayaan rakyat terhadap Joko Widodo (Jokowi) yang mendekati pelaksanaan Pilpres, elektabilitasnya terus naik.
“Bahkan, hal itu terkesan, sebagai upaya membenturkan TNI dengan rakyat,” ujarnya.
Bagi Jokowi, kata Hendropriyono, TNI merupakan kebanggaaan bangsa dan kekuatan pertahanan yang harus terus dikembangkan agar mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
Jadi, pernyataan Prabowo tersebut lebih karena khawatir terhadap program Jokowi-JK yang justru akan memperkuat TNI.
Yakni melalui peningkatan anggaran pertahanan menjadi 1,5 persen GDP dalam waktu 5 tahun; mengembangkan industri pertahanan nasional dan kesejahteraan para prajurit beserta keluarganya.
Tentu program Jokowi itu akan membuat semakin disegani di dunia internasional.
“Jokowi justru menaruh kepercayaan yang tinggi pada TNI, karena memahami jati diri prajurit yang selalu memegang teguh Sumpah Prajurit dan Sapta Marga,” tandasnya.
"Kebanggaan Jokowi juga karena TNI sebagai tentara pejuang, selalu berdiri di depan, dalam menjaga keutuhan NKRI. TNI sebagai tentara rakyat dan tentara nasional, tidak boleh direndahkan martabatnya dengan melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan politik praktis,” tegasnya.
Diketahui, Prabowo Subianto menemui pendukungnya di kota Purwokerto, Jawa Tengah, tepatnya di GOR Satria.
Berdasarkan laporan di media massa, dalam orasinya, Prabowo mengungkapkan kalau saat ini ada kelompok-kelompok kekuatan yang ingin mengembalikan tumbuhnya komunisme di negara ini.
Karena itu mantan Danjen Kopassus itu mengimbau kepada massa pendukungnya agar jangan terprovokasi maupun melakukan pembalasan meski ada kelompok yang mencoba memprovokasi, termasuk misalnya dengan merobek-robek spanduk bergambar wajahnya.
"Kalau ada kekuatan yang ingin menghidupkan komunisme kembali, mereka akan berhadapan dengan kekuatan rakyat," kata Prabowo.