Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Redaksi TV One mengaku telah memenuhi keberatan PDI Perjuangan atas pemberitaan yang menyebut kadernya disusupi komunis. TV One juga telah memberikan hak jawab kepada PDI Perjuangan dalam wawancara live melalui sambungan telepon.
Klarifikasi tersebut disampaikan Corporate Communication TV One Raldy Doy dalam sambungan telepon dengan Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (3/7/2014) malam. Ia menegaskan TV One sangat terbuka menerima semua koreksi yang masuk.
"Tadi malam ada dua kejadian di Yogyakarta dan Jakarta. Kita sangat terbuka berdiskusi dan bertemu pihak mana pun dalam semangat demokrasi. Faktanya malam itu kita terima dalam suasana demokrtais dan bersahabat," terang Raldy.
Ia menambahkan, memang di Yogyakarta agak lain kejadiannya dibandingkan dengan di Jakarta. Pihaknya mengaku ada yang disesali. Padahal, bukan hal sulit bagi TV One untuk menemui dan berdiskusi dengan pihak yang keberatan.
Menurut Raldy, Kamis pagi pihaknya telah menggelar rapat internal untuk menyikapi keberatan PDI Perjuangan atas pemberitaan TV One. Hasilnya, pihak TV One telah memberikan klarifikasi sesuai mekanisme kerja jurnalistik.
"Tadi sudah kita wawancara live dengan Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah untuk memberikan kesempatan klarifikasi atas pemberitaan kami. Kami memiliki mekanisme baku yakni berita harus cover both side," lanjutnya.
Hasil rapat kedua, yakni pemberitaan yang dinilai pihak PDI Perjuangan tidak berimbang juga diputuskan untuk tidak ditayangkan lagi. "Berita itu naiknya tidak berkali-kali dan sudah kita putuskan untuk tidak ditayangkan lagi," katanya lagi.
Dalam waktu dekat TV One akan bertemu PDI Perjuangan untuk permintaan maaf. "Setelah duduk itu kita lihat masalahnya di mana. Dan secara jurnalisme, tidak ada kita tuduh seperti itu. Dari kaidah yang ada, kita sudah sesuaikan standar baku jurnalistik pemberitaan kita," terangnya.
Raldy menambahkan, jika ada konten yang dirasa tak sesuai pihak tertentu, silakan berdiskusi langsung dengan TV One. Jika belum puas bisa mengajukan keberatan ke Komisi Penyiaran Indonesia. "Dengan senang hati kami akan patuhi apa pun hasil laporan ke KPI dan kita cari jalan yang terbaik," kata Raldy menutup pembicaraan.