TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom dari Megawati Institute Dr. Imam Sugema menilai debat terakhir pasangan capres-cawapres Sabtu (4/7/2014), besok sangat menarik, terutama menyangkut komitmen kedua pasangan calon untuk memberantas mafia impor pangan dan mafia migas.
Dia pun memprediksi Jokowi-JK akan menyampaikan materi dan berdebat secara lugas karena tidak punya beban masa lalu untuk mengatasi masalah ini.
“Jokowi-JK tidak punya beban masa lalu untuk mengatasi masalah ini. Di lain pihak partai koalisi di kubu Prabowo Hatta memiliki track record dugaan keterlibatan, minimal dalam kasus impor daging, dan dugaan kedekatan dengan "penguasa" perdagangan minyak bumi,” kata Imam, Jumat (4/7/2014).
Karena itu, kata Imam, dalam debat nanti menjadi sangat penting untuk mengetahui tentang solusi nyata terhadap masalah mafia impor yang juga menyangkut kepentingan bisnis besar dan pendanaan politik.
Sebab, kata dia, selama mafia pangan dan migas belum bisa diberantas maka jangan pernah mimpi untuk berdaulat di bidang pangan dan energi.
“Persoalan pokoknya terletak pada kepentingan parpol atau orang parpol untuk melanggengkan mafia impor.
Disinilah kita melihat bahwa koalisi gemuk yang diusung Prabowo-Hatta tidak hanya surplus jabatan menteri, namun membawa gerbong persoalan seperti berbagai kasus korupsi kakap yang belum selesai hingga kini,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan meskipun Jokowi tampil tanpa beban, dari visi misi di bidang pangan dan energi, dia melihat adanya spirit berdaulat yang sangat besar.
“Di bawah kepemimpinan Jokowi-JK, pangan dan energi akan menjadi skala prioritas terpengin untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat,” tandasnya.