TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Menjelang hari pencoblosan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 seluruh perwakilan RT yang berada di Desa Kanekes Baduy berkumpul di rumah Kepala Desa.
Tidak hanya ketua RT, tokoh adat atau yang disebut kolot pun hadir dalam acara sosialisasi untuk hari pemungutan suara pada 9 Juli 2014.
Dari 62 RT atau kampung yang ada di Desa Kanekes 61 perwakilan datang. Sementara satu RT tidak hadir karena ada acara di kampungnya.
Pertemuan tersebut selain mendapat pengarahan dari kokolot dan Kepala Desa, mereka pun mendapat pengarahan dari Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS). Dalam acara tersebut sekalian juga turut dibagikan surat undangan untuk pemilih.
Tokoh adat berpesan dalam hari pencoblosan nanti senantiasa menjunjung adat yang ada di Baduy. Tidak hanya itu berbagai permasalahan di masyarakat Baduy pun turut dibicarakan untuk menjaga keutuhan adat Baduy.
Memang setiap ada sesuatu yang harus dibahas, masyarakat Baduy senantiasa melakukan musyawarah. Ketua PPS Sarpin menjelaskan bahwa ada sekitar 7000 lebih pemilih di Baduy dari 62 kampung.
"Pada saat Pemilihan Legislatif ada 15 TPS, sekarang hanya ada 12 TPS," kata Sarpin saat berbincang dengan tribun di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Sabtu (6/7/2014).
PPS memang agak kesulitan bila melakukan sosialisasi dari pintu ke pintu. Bisa dibayangkan ada kampung yang jaraknya 15 kilometer dan harus ditempuh dengan jalan kaki.
Bukan tidak bisa menggunakan kendaraan tetapi memang dalam tradisi Baduy tidak boleh menggunakan mobil atau motor untuk menyusuri perkampungan. Belum lagi kondisi geografis di Baduy yang mayoritas perbukitan.
Alhasil, PPS melakukan sosialisasi dengan menggunakan dukungan tokoh adat untuk melakukasn sosialisasi kepada RT-RW. Kemudian RT dan RW yang bertugas menyampaikan sosialisasi kepada masyarakatnya.
"Kesulitannya dari masyarakat saat sosialisasi ada tokoh masyarakat yang tidak datang. Biasanya dalam satu kampung ada dua, tiga, bahkan lima tokoh adat. Mereka tidak datang karena kadang-kadang harus pergi ke ladang," ungkapnya.
Dikatakannya dengan melakukan sosialisasi terhadap RT dan RW sudah cukup karena mereka akan melaksanakan tugasnya sesuai yang disepakati termasuk memberikan surat undangan.
Untuk masyarakat Baduy Dalam yang tidak ada TPS-nya, PPS tetap memberikan undangan pencoblosan. Tetapi kebanyakan biasanya mereka tidak ikut mencoblos.
Namun, panitia tetap memberikan undangan dan mengarahkan lokasi pencoblosan ke TPS-TPS yang berada di Baduy Luar yang dekat dengan Baduy Dalam. "Ada tiga kampung di Baduy Dalam jumlahnya ada sekitar 700 pemilih," ujarnya.
Pada saat Pemilihan Legislatif, dari sekitar 7000 lebih warga yang memiliki hak pilih, hanya sekitar 4 569 yang menggunakan hak pilihnya. Sementara suara tidak sah 300-an lebih.
"Pada Pilpres ini kita harapkan masyarakat yang menggunakan hak pilihnya sekitar 4.000-an," ungkapnya.