TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi-JK) unggul dalam hasil quick count (hitung cepat) beberapa lembaga survei.
Namun, seperti diketahui hasil tersebut belumlah resmi. Sebab, hasil akhir pemenang pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Hasil quick count memang bukan akhir tahapan pilpres. Namun, hasil hitung cepat yang dilakukan secara ilmiah tentulah dapat dijadikan petunjuk mengenai hasil akhir pilpres 2014,” kata Presidium Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Muhammad Yamin dalam keterangan persnya, di Jakarta, Kamis (10/7).
"Lewat hasil quick count yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga kredibel, kita hanya mengetahui bahwa rakyat telah membuat keputusan yang sangat penting. Keputusan yang menggerakkan sejarah bangsa mengantarkan Jokowi-JK terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019,” imbuhnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, hasil quick count harus dikawal dan dijaga agar utuh serta tidak dicederai oleh berbagai bentuk kecurangan.
"Kita percaya semua pihak akan bertindak bijak dan akan berjalan sesuai dengan aturan yang ada,” tegasnya.
Menurut dia, mandat rakyat memilih Jokowi-JK merupakan keputusan sejarah yang sangat bermakna dan sarat dengan pesan. Sangat jelas, lanjutnya, bahwa rakyat Indonesia menghendaki perubahan.
"Rakyat memilih pemimpin yang hadir nyata di tengah rakyat, mendengar dan pada gilirannya menjadi bagian dari penyelesaian masalah rakyat, bangsa dan negara. Rakyat ingin agar pemimpin di masa depan adalah pribadi yang jujur, sederhana dan sanggup bekerja dengan tulus, mengabdi kepada kepentingan rakyat,” ujarnya.
Seknas Jokowi, masih kata Yamin, mengucapkan selamat kepada rakyat Indonesia yang telah mengambil keputusan yang tepat.
“Sesungguhnya keputusan rakyat telah diambil jauh sebelum pilpres digelar. Kita hendak mengatakan bahwa keputusan hari ini adalah formalisasi hasrat terdalam rakyat yang ingin perubahan di bawah kepemimpinan Jokowi. Kepada Jokowi-JK, kita menitipkan pesan agar bekerja sekeras-kerasnya untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan rakyat,” tegasnya.
Dalam pesan perjuangan yang disampaikan kepada Seknas Jokowi (17 Mei 2014), Jokowi menyatakan: “…Pemilu Presiden tanggal 9 Juli nanti bukan tentang saya, tetapi tentang mimpi kita bersama untuk membangun Indonesia yang kita cintai… Jika akhirnya nanti suara rakyat memilih saya menjadi Presiden, maka kepresidenan saya 5 tahun nanti akan dijalankan oleh partisipasi warga, partisipasi masyarakat dan pemerintahan bertumpu pada prinsip melihat dan mendengar suara warga”.
“Untuk itulah, Seknas Jokowi bersama rakyat, siap bergotong-royong mengawal pergerakan partisipasi rakyat untuk membangun bangsa di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla 2014-2019. Selamat Datang Presiden dan Wakil Presiden Baru!,” pungkas Yamin.