TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim pemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Zuhairi Misrawi, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menginvestigasi indikasi kecurangan dan manipulasi hasil Pilpres yang dinilainya masif terjadi di Madura.
Sebab, menurut Gus Mis--sapaannya--, keanehan yang paling menonjol adalah tingginya partisipasi masyarakat Madura yang 100 persen berlawanan dengan di lapangan. Pasalnya, yang terekam rata-rata partisipasi hanya 60 persen masyarakat.
Sebagai warga Madura, Gus Mis menegaskan dirinya terus memonitor dan mengetahui betul perihal partisipasi warga Madura dalam pilpres kali ini.
Menurutnya pula, keanehan suara Jokowi nol, makin menunjukkan ada sesuatu yang tidak normal. Sebab, di hampir seluruh TPS di Indonesia, Jokowi mendapatkan suara signifikan.
"Jadi, suara nol untuk Jokowi di Madura itu sangat berpotensi menimbulkan kecurigaan adanya manipulasi dari pihak penyelenggara pemilu," ungkap Gus Mis kepada Tribunnews.com, Selasa (15/7/2014).
Karena itu, dia katakan, jika cenderung permisif dan mendiamkan indikasi kecurangan, KPUD bisa diduga bagian dari kecurangan.
"karena itu, supaya kecurigaan itu menjadi kebenaran, maka pihak harus lakukan investigasi serius dengan Bawaslu," tegas Gus Mis.
Lebih lanjut dia tegaskan, dirinya dan warga Madura tahu siapa saja pihak-pihak yang selama ini mengendalikan kecurangan ataupun manipulasi di Madura.
"Pada saatnya, semua kebusukan ini akan terbongkar, karena Tuhan tidak pernah tidur, dan hukum akan ditegakkan. Saya berharap pihak KPUD serius menanggapi indikasikan kecurangan ini," dia mengingatkan.