TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dinamika politik pasca pilpres 2014 mengkhawatirkan. Diduga, ada indikasi praktik manipulasi suara ditemukan disana-sini. Hal ini disampaikan oleh salah seorang Aktivis 98, Satyo Purwanto kepada wartawan usai acara diskusi, di Cikini, Jakarta, (15/7/2014).
“Pola seperti ini mengingatkan kita bagaimana rezim Orde Baru selama 32 tahun. Mencengkram, menggunakan cara-cara fasis,intimidatif, manifulatif dan koruptif. Jika kondisi ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan kebangkitan orde baru dan fasisme hanya menunggu waktu,” ujarnya.
Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) ini menambahkan, dugaan kecurangan salah satu kandidat pasangan capres tertentu merupakan noda besar dalam proses demokratisasi yang telah ditanamkan sejak reformasi bergulir.
"Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto merupakan penghianatan terbesar bagi aktivis 1998 dan akan menjadi noda sejarah berikutnya. Sebagai pemegang tampuk kekuasaan Presiden SBY lemah, tidak netral dalam menghadapi kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2014 kali ini. Negara abai terhadap penemuan kecurangan tersebut,” tegasnya.
"Kami nyatakan hari ini, Indonesia dalam kondisi darurat demokrasi. Untuk itu, kita harus waspada kebangkitan Orde Baru. Awasi kecurangan pilpres 2014,kawal kemenangan Jokowi-JK," pungkasnya.