TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo menyoroti hasil rekapitulasi suara di TPS maupun rekapitulasi di tingkat PPS (kelurahan), PPK (kecamatan) serta kabupaten/kota, seperti Kabupaten Sampang dan Bangkalan, Jatim, yang hasilnya nol suara bagi pasangan Jokowi-JK.
Pria yang akrab disapa Jokowi ini menduga ada permainan di balik kejanggalan tersebut. Ia mengatakan kejanggalan itu sangat tidak masuk akal dan menyindir apabila ada oknum yang melakukan penyelewengan tersebut.
"Kalau utak-atik yang masuk akal dikit lah," ujar Jokowi saat menyampaikan pidato dihadapan ratusan kader maupun simpatisan di kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten, Rabu (16/7/2014).
Pria yang telah nonaktif dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakartra ini menilai tidak mungkin dirinya tidak mendapatkan suara sama sekali di Bangkalan.
"Masak 17 TPS dapat nol, padahal kami punya dewan pusat di situ," ujar mantan Walikota Solo ini.
Sebelumnya diberitakan, Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menerima pengaduan dugaan terjadinya kecurangan di saat hari pencoblosan, penghitungan suara di TPS maupun rekapitulasi di tingkat PPS (kelurahan), PPK (kecamatan) serta kabupaten/kota, seperti Kabupaten Sampang dan Bangkalan, Jatim.
Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Ferry Mursyidan Baldan, dalam siaran persnya yang diterima Antara, di Jakarta, Sabtu, menyebutkan ada beberapa hal yang dilaporkan masyarakat terkait dugaan kecurangan pilpres di dua kabupaten tersebut.
Pertama, dilaporkan ada tempat pemungutan suara (TPS) di Sampang maupun Bangkalan yang tidak ada sama sekali suara untuk pasangan Jokowi-JK. Artinya, pasangan Jokowi-JK mendapat nol suara.
"Ini rasa-rasanya tidak mungkin. Karena di sana, pasti ada kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memang mengusung dan mendukung pasangan Jokowi-JK," kata Ferry.