News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Pramono Ungkap Adanya Sejumlah Partai Ingin Merapat ke Jokowi

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto (tiga kanan) bersama politisi PDIP Pramono Anung (dua kanan) menghadiri deklarasi dukungan untuk Joko Widodo dalam Pilpres Juli mendatang, di Jakarta, Rabu (7/5/2014). Dukungan tersebut datang dari Komunitas Alumni UGM atau biasa disebut Bulaksumur untuk Kemenangan Jokowi (Blusukan Jokowi). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengakui adanya kabar sejumlah partai yang akan merapat ke pasangan calon nomor urut dua itu. Demikian disampaikan Tim Jokowi-JK Pramono Anung di Gedung DPR, Jakarta, Rab u (16/7/2014).

"Sekarang pun sudah ada kasak kusuk ada beberapa partai yang ingin bergabung," katanya.

Namun, Pramono enggan mengungkapkan siapa partai yang akan merapat ke kubu Jokowi-JK.
"Ya itu ada lah, enggak enak saya sebutkan. Enggak etis saya sampaikan," tutur Wakil Ketua DPR itu.

Pramono menceritakan pihaknya telah berkomunikasi sejak lama dengan partai tersebut. Komunikasi berjalan baik dan cair. "Bahwa kemudian saya meyakini setelah tanggal 22 Juli ini katakanlah Pak Jokowi-jK menang, saya yakin koalisi permanen apa umurnya tidak panjang," ujarnya.

Pramono mengatakan situasi tersebut akan berbeda bila Prabowo-Hatta yang memenangkan pemilihan presiden 2014. Ketika ditanya apakah partai pendukung Jokowi-JK akan solid bila pasangan tersebut memimpin Indonesia, Pramono enggan memprediksinya.

"Kita tidak mau berandai-andai ya. Sekarang kan mending konsterasi untuk perhitungan suara di tanggal 22 Juli ini dikawal dengan baik," imbuhnya.

Pramono mengatakan dirinya mengawal penghitungan terutama wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

"Kemungkikan perhitungan yang berbeda itu kecil sekali. Data ini paling transparan dan terbuka, menyebut publik paling gampang kalau ada kecurangan, kemudian ada satu TPS, satu calon nol dan sebagainya. Jadi, saya lihat di Pilpres ini cukup transparan," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini