TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, mengatakan bahwa koalisi permanen yang dideklarasikan partai-partai pendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa bersifat dinamis. Tifatul mengibaratkan koalisi itu layaknya orang berpacaran yang penuh dengan janji-janji manis.
"Ini kan baru ini, ya, baru pacaran. Kan janjinya banyak. Baru pacaran, makanya janjinya kita akan bersama," seloroh Tifatul seusai menghadiri acara peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.
Pernyataan Tifatul ini langsung mengundang canda dari para wartawan yang ada. "Kalau pacaran, kawin saja bisa cerai ya, Pak?" celetuk pewarta. "Ha-ha-ha... Terjemahannya banyak," jawab Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
Tifatul mengakui bahwa koalisi permanen pengusung Prabowo-Hatta baru sebatas pada pernyataan politik. Tifatul mengisyaratkan bahwa pernyataan politik itu bukanlah harga mati bagi PKS. Ia membandingkan koalisi PKS dengan pemerintahan SBY saat ini. Tifatul mengatakan, koalisi pemerintahan saat ini bahkan sudah tanda tangan kontrak koalisi, tetapi masih terjadi gejolak.
"Kami koalisi sekarang kan bukan hanya pernyataan, tetapi tertulis dan di atas meterai, tapi kan dalam perjalanannya up and down. Jadi jangan terlalu bersemangat dan jangan terlalu kendor juga, sedang-sedang saja," kata Tifatul.
Pada Senin (14/7/2014), para pemimpin parpol pendukung Prabowo-Hatta menandatangani kesepakatan kerja sama Koalisi Merah Putih di parlemen 2014-2019. Enam partai pendukung Koalisi Merah Putih di parlemen tersebut adalah Partai Gerindra, PPP, PAN, PKS, dan Partai Golkar. Satu partai pendukung Prabowo-Hatta, yakni Partai Demokrat, justru tidak hadir dalam deklarasi. Partai politik yang mendeklarasikan ini yakin bahwa Prabowo-Hatta akan ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Presiden 2014.