Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu Prabowo-Hatta menyiapkan 2.000 advokat dan paralegal bila hasil pemilihan umum presiden akan berakhir di Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu pun mendapatkan tanggapan dari kubu Jokowi-JK.
Anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK Pramono Anung menilai jumlah advokat tidak menentukan kemenangan di Mahkamah Konstitusi.
"Yang tentukan bagaimana fakta faktual. Pilpres dapat perhatian publik belum lihat gerakan relawan semasif se-intens ini dari sebelumnya," kata Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Menurut Pramono, Jokowi memperoleh suara terbanyak di Pilpres maka hal itu merupakan kemenangan relawan yang luar biasa. Ia mengatakan form C1 harus terus dipantau.
"Kalau ada kecurangan kecil sekali. Kalau mau jujur keputusan KPU sudah selesai," kata Pramono.
Bila jujur, kata Pramono, sebenarnya hasil pemilihan presiden 2014 sudah diketahui. Tetapi, pihaknya tetap menunggu keputusan KPU.
"Kalau menang jangan mabuk, kalau kalah jangan merendahkan. Yang terpenting penghitungan real KPU adalah refleksi yang sebenarnya. Karena basis datanya sama C1 jadi kemungkinan kecil sekali beda," ungkap Wakil Ketua DPR ini.
Sebelumnya, Kubu Prabowo-Hatta sudah siap hasil pemilihan umum presiden akan berakhir di Mahkamah Konstitusi (MK). Sebanyak 2.000 advokat dan paralegal sudah bergabung dengan kubu Prabowo-Hatta untuk menghadapi hasil sengketa Pilpres.
"Sampai hari ini sudah bergabung bersama kami TPMP (Tim Pembela Merah Putih) sebanyak 2.000 advokat dan paralegal. Mereka tersebar di seluruh Indonesia," kata Habiburokhman yang merupakan perwakilan advokat dan paralegal di Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Habib menuturkan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait kecurangan dalam Pilpres yang dilakukan kubu lawan. Menurutnya, Jakarta merupakan daerah masif terjadinya kecurangan.
"Kami juga siap menghadapi gugatan Jokowi-JK jika Prabowo-Hatta dinyatakan menang oleh KPU," katanya.