Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan pihaknya akan menggerakkan seluruh kemampuan untuk melindungi KPU saat pengunguman hasil pilres taggal 22 Juli mendatang. Sebab, TNI memposisikan KPU sebagai siaga satu.
"Kami memposisikan KPU sebagai objek nasional, dalam konteks pemilihan umum ini. Oleh karena itu harus betul-betul kita lindungi," usai meninjau latihan penerjunan pasukan elit dalam skenario pembebasan sandera, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7/2014).
"Ini adalah tanggung jawab TNI terhadap Indonesia," lanjutnya.
Moeldoko menyebutkan, ancaman bisa muncul dari mana saja. Semua yang melakukan hal-hal negatif, menurutnya adalah suatu ancaman. Namun Ia sungguh-sungguh mengeluarkan kemampuan TNI yang tertinggi dan menjamin keadaan NKRI tetap akan aman.
"Saya jamin keamanan negara dengan segenap kekuatan yang TNI miliki," katanya.
Jenderal Moeldoko menuturkan,
TNI siap menghadapi kemungkinan terburuk saat dan pasca pengumuman pemenang pilpres.
Hari ini, TNI menggelar simulasi pengamanan hasil pilpres di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/7/2014). Dalam latihan penerjunan pasukan dengan metode fastrop diilustrasikan gedung KPU dikuasai para pendukung capres yang tak puas dengan keputusan KPU.
Dalam latihan tersebut, TNI menerjunkan 64 orang pasukan elit yang terdiri dari Kopassus, Kostrad, paskhas, dan marinir. Mereka mencoba membebaskan para komisoner KPU dan mengamankan data-data penting dari gedung KPU yang dikuasai para pendukung capres.
Dengan menggunakan 12 unit helikopter dari jenis bell, super puma dan MI-17 yang diterbangkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma, pasukan elit TNI bersenjata lengkap diturunkan dengan tali dengan cara rapeling dan fastrop on spot.