TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Ikrar Nusa Bhakti menilai proses demokrasi di Indonesia sudah sangat berkembang signifikan. Menurutnya, hal itu terjadi jika diurut sejak masa reformasi hingga saat ini.
"Proses kemajuan demokrasi signifikan itu pun terlihat dari proses demokrasi Pilpres 2014. Peristiwa Pemilu Presiden 2014 mungkin tidak akan terulang dalam sejarah Indonesia," kata Ikrar dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2014).
Ikrar menuturkan, dalam pemilihan umum presiden 2014 hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Hal itu membuat pertarungan untuk menduduki kursi presiden menjadi lebih sengit.
"Euforia politik masyarakat di luar negeri pada Pilpres 2014 begitu tinggi. Partisipasi masyarakat pun meningkat," ujarnya.
Lebih jauh Ikrar mengatakan, saat setelah pencoblosan pun euforia politik Pilpres 2014 masih terlihat. Ia mencontohkan bagaimana relawan bukan hanya aktif berkampanye, tetapi juga aktif dalam pengawalan suara.
"Pemilu 2014 kita sudah melangkah ke substansi. Karena pemilih sudah memiliki harapan, ini titik awal dari demokrasi substansial," ujarnya.