Tribunnews.com, Jakarta - Anggota tim pemenangan pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Poempida Hidayatullah menyatakan, lebih dari separuh kader Partai Golkar di daerah mendesak percepatan Musyawarah Nasional Partai Golkar.
Ia menuturkan, mayoritas dari mereka menuntut agar Ketua Umum Partai Aburizal Bakrie segera mundur dari jabatannya dan berganti kepemimpinan baru. "Lebih dari 50 persen di daerah mendukung Munas dipercepat walaupun baru verbal. Mau tidak mau Aburizal harus mundur di Munas," ujar Poempida di Jakarta, Jumat (18/7/2014) malam.
Poempida mengatakan, mayoritas dari mereka berasal dari kader DPD tingkat I, DPD tingkat II, sayap ormas Partai Golkar, serta ormas-ormas pendiri Golkar seperti Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi), Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Kosgoro. Namun, Poempida enggan menyebut lebih rinci daerah mana saja yang ia maksud.
"Ya, sudah banyaklah pengurus Golkar yang mendesak segera digelar Munas Golkar sebelum Oktober," tukasnya.
Menurut Poempida, dorongan Munas ini disebabkan kekecewaan kader terhadap Aburizal yang dianggap gagal mengemban amanat partai. Apalagi, imbuhnya, satu per satu kader Golkar, bahkan tokoh-tokoh 'sesepuh', rela dikeluarkan dari partai karena tidak mendukung pasangan capres-cawapres yang diusung Golkar, yakni Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
"Padahal, hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Mei lalu, Ketua Umum DPP Golkar diberikan mandat penuh dengan harapan membangun koalisi dengan partai pemenang pemilu, PDI Perjuangan," kata Poempida.
Poempida memprediksi, dorongan untuk mempercepat Munas akan semakin kuat setelah proses penghitungan suara nasional selesai pada 22 Juli nanti. Namun, ia memastikan situasi akan terkendali dan tidak sampai meresahkan masyarakat. "Akan sulit bagi Aburizal untuk membendung. Tapi tidak akan ada chaos, cuma percikan sana sini aja pasti ada," ujarnya.