Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko terus menegaskan pihaknya tetap netral dalam pemilihan presiden 2014. TNI juga siap mengamankan proses demokrasi tersebut.
"Kami tidak menghendaki ada sebuah situasi TNI harus berhadapan dengan rakyatnya sendiri. Kami sungguh tidak menghendaki itu," kata Moeldoko dalam deklarasi damai di Balai Kartini, Jakarta, Minggu (20/7/2014).
TNI, kata Moeldoko, akan mengawal dan mengamankan demokrasi. Selain itu juga mengawal situasi keamanan nasional. Ia pun mengakui kondisi tersebut tidak mudah bagi TNI.
"Kita bermain dalam ruang sempit demokrasi dan stabilitas, kita pernah situasi stabilitas kencang akhirnya demokrasi tidak baik. Demokrasi baik tapi stabilitas rapuh. Kita bekerja keras, demokrasi harus berjalan dengan baik dan stabilitas juga," katanya.
Moeldoko menegaskan tujuan politik Indonesia adalah Indonesia yang adil damai, jujur dan aman.
"Bukan Indonesia yang porak poranda, hancur lebur dan menakutkan. Kita memiliki sejarah yang panjang. Dan saat ini ditengah geopolitik, banyak negara yg ingin keluar demokrasi, tidak sampai, jatuh dan susah untuk bangun kembali," kata Moeldoko
Moeldoko mengatakan TNI bersama Polri bekerja keras agar demokrasi tak terganggu, dan mengawal stabilitas dan demokrasi.
"Di Indonesia ada Pancasila. Pancasila membangun harmoni yang besar, karena pancasila besar mari kita laksanakan bersama. TNI dikatakan tidak netral, saya tegaskan TNI netral. Bukan hanya netral tapi tegas dan profesional, semoga ini menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat keseluruhan," ungkapnya.