TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat terus dikabarkan merapat ke kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla. Meskipun fraksi partai berlambang bintang mercy itu telah mendeklarasikan diri bergabung dalam koalisi permanen.
Ketua DPP Demokrat Jafar Hafsah tidak membantah bila pihaknya membuka komunikasi bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK.
"Saya rasa nanti setelah rapi, barulah jelas pemenangnya siapa dan clear tentunya Demokrat akan berposisi. Bisa saja sekarang di merah-putih, tapi tidak menutup kemungkinan dengan Jokowi," ungkap Jafar di kediamannya, Jakarta, Selasa (29/7/2014).
Jafar mengingatkan koalisi permanen tidak diatur Undang-undang. Menurutnya, koalisi tersebut hanya konvensi dan tidak terwujud dalam pemahamannya permanen seperti pasangan presiden dan wapres.
"Kalau presiden dan wapres, itu kan benar-benar permanen dan tidak boleh ada yang keluar satu sama-sama lain. Dalam presidensial tidak mengenal koalisi. Tapi bagaimana pun wujudnya kita dalam presidensial tapi aromanya parlemanter karena multi partai," katanya.
Ia pun mengakui adanya komunikasi antara Demokrat dan PDI Perjuangan. Menurut Jafar komunikasi itu wajar meskipun tidak nampak di publik.
"Komunikasi kita kan lintas partai dan lintas fraksi. Kristalisasi daripada itu diwujudkan bahwa DPP Partai yang resmi mengeluarkan keputusan," ujar Ketua Fraksi Demokrat di MPR itu.