TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Penguasaha Mineral Indonesia (Apemindo) Poltak Sitanggang terkejut namanya masuk bursa calon menteri kabinet Presiden Joko Widodo sebagaimana tercantum dalam situs www.kabinetrakyat.org.
Dalam laman itu, Poltak dimasukkan sebagai calon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Saya baru dengar itu kemarin. Ketika dimasukan nominasi, tentu saya kaget sekaligus senang. Karena itu merupakan salah satu bentuk kepercayaan dan bagi saya kepercayaan adalah barang mewah di Indonesia," kata Poltak kepada wartawan, Minggu (3/8/2014).
Situs itu diakui sebagai upaya masyarakat dengan latar belakang beragam, seperti relawan, aktivis, jurnalis, pengacara, buruh, pedagang, pegawai negeri, petani, politikus, praktisi IT, tokoh agama dan mahasiswa, untuk mewujudkan kabinet rakyat seutuhnya, dari rakyat, oleg rakyat, untuk rakyat.
Poltak mengungkapkan pascanamanya masuk dalam bursa calon menteri ESDM, beberapa alumni dari Universitas Gajah Mada (UGM) pun langsung memberikan dukungan dan meminta kesediaan dirinya sebagai menteri.
"Beberapa alumni Universitas Gajah Mada telah menghubungi dan meminta kesiapan dan mendukung saya untuk menjadi menteri ESDM di kabinet Jokowi-JK mendatang," ujarnya.
Namun, jika tak terpilihpun, dia tak kecewa. Sebab yang terpenting menurutnya adalah kesanggupan menjalankan visi-misi pemerintahan Jokowi-JK.
"Bagi saya tidak terlalu penting siapa pun yang menjadi menterinya. Yang terpenting adalah apakah ia sanggup menjalankan visi misi pemerintahan Pak Jokowi-JK," ujarnya.
Menurut Sitanggang, menjadi seorang Menteri ESDM, harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, salah satu komitmen calon menteri ESDM adalah keberanian memberantas mafia minyak.
Pasalnya, tegas dia, untuk memberantas mafia minyak tidak bisa dilakukan hanya dengan memiliki pengetahuan, tapi juga harus memiliki keberanian.
Sang menteri, lanjut dia, tentu harus mengetahui alur permainan mafia migas. Sehingga keputusan yang dieksekusi bisa tepat dan minim gejolak.
Kedua, menurut Sitanggang, ia harus memiliki keberanian bertindak, tidak hanya bicara. Ia harus berani dikucilkan dan menghadapi serangan politik, mulai dari intrik sampai fitnah.
"Karena kita tahu bahwa mafia minyak melibatkan banyak orang-orang yang punya kekuatan politik juga," ujarnya.
Ketiga, Sitanggang menambahkan, calon menteri ESDM harus mampu berdiplomasi dan bekerja sama dengan banyak kelompok. Sehingga pemberantasan mafia minyak akan minim gejolak.
Untuk diketahui, dalam situs www.kabinetrakyat.org, Sitanggang dicalonkan bersama dua nama lainnya, yakni Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang fokus pada bidang Energi Sumber Daya Mineral, Riset, Teknologi dan Lingkungan Hidup, Effendi Simbolon dan Anggota Tim Penyusunan Naskah Akademis RUU Energi (2004-2005), Tumiran.