News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Saksi Novela Kepada Hakim Arief: Bapak Kacau Saya Lebih Kacau

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Novela Mawipa, saksi mandat tempat pemungutan suara Kampung Awaputu, Kabupaten Paniai, Papua, memberikan kesaksian di sidang perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Selasa (12/8/2014).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Novela Nawipa sama sekali tidak memiliki rasa cangggung saat memberikan kesaksian di Mahkamah Konstitusi.

Saksi pasangan calon presiden, Prabowo-Hatta, itu diminta keterangannya dalam sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden 2014. Novela adalah saksi mandat tingkat TPS Kampung Rawa Putu dari kabupaten Paniai.

Berbeda dengan saksi-saksi sebelumnya, Novela memberikan jawaban yang luas dan tidak bertele-tele.

"Tidak ada (pemungutan suara). Bagaimana pemungutan suara mau ada kalau bilik suara dan sebagainya tidak ada? aktivitasnya (pemilu) tidak ada," ujar Novela dengan logat Papua yang kental menjawab pertanyaan Ketua Mejelis Hakim, Hamdan Zoelva.

Ketika ditanya di tempat lain apakah ada aktivitas Pemilu yakni pemungutan suara pada 9 Juli 2014 lalu, Novela tidak mau memberikan jawaban.

"Tidak tahu, itu di tempat lain. Di tempat saya tidak ada. Saya bicara dari kampung saya Rawa Butu," tegas Novela yang disambut tawa hadirin.

Novela menerangkan bahwa pada hari pemungutan suara, tidak ada TPS atau pun petugas di kampungnya. Novela mengaku tidak tahu menahu mengapa itu bisa terjadi.

Ketika anggota majelis Patrialis Akbar bertanya bagaimana suasana masyarakat di kampung pada hari pemungutan suara, Novela kembali membuat membuat jawaban tidak terduga.

"Ya ada masyarakat. Jangan tanya saya pak. Saya juga masyarakat Pak. Tanya penyelenggara Pemilu pak yang harus sosialisasi pak. Bukan kami," jawab Novela.

Dijawab seperti itu, Patrialis mengaku senang. Menurutnya sangat jarang saksi yang hadir di MK dengan gaya penuturan seperti Novela.

Entah karena terlalu bersemangat menjawab pertanyaan hakim Arief Hidayat, Novela pun sempat 'slip tongue'. Waktu itu Patrialis bertanya jarak rumah kampung ke distrik.

Novela langsung menjawab jaraknya tidak jauh dan hanya 300 kilometer. Menyadari kekeliruannya, Novela kemudian meminta maaf.

"Minta maaf, manusia bukan Tuhan. (Jaraknya) 300 meter. Namanya manusia Pak pasti punya salah," kata dia.

Hakim Arief kembali bertanya apakah ada aktivitas lain yang dia lihat di sekitar kampungnya. Karena Novela tidak mau menjawab situasi di tempat lain, Arief mengaku bisa kacau karenanya.

"Bapak kacau saya lebih kacau pak," kata Novela. Hadirin kembali tertawa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini