Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rahmat (33) tak menyangka bajaj yang dikemudikannya akan ditumpangi presiden terpilih Joko Widodo. Rahmat ingat pada 1 Juni 2014, ia bersama teman-temannya sedang mangkal di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.
"Saya mangkal di Stasiun Juanda pagi-pagi. Terus didatangi sama timses Jokowi. Dia nanya bisa enggak menyiapkan 25 unit mau dibawa Jokowi," kata pria yang telah 16 tahun berprofesi sebagai supir Bajaj, Minggu (24/8/2014).
Ia bersama sahabatnya Bori mengajak teman-temannya menuju Taman Menteng, Jakarta Pusat. Jokowi bersama Jusuf Kalla akan menumpang Bajaj untuk mengambil nomor urut calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Rahmat saat itu belum tahu dari sekian bajaj yang disewa, bajajnya yang akan dipilih Jokowi. "Tahu-tahu Pak Jokowi dan Pak Anies (Baswedan) masuk. Pak Jokowi langsung menyapa saya," kenang Rahmat waktu itu.
Ayah dua anak itu deg-degan. Ia menyangka bajaj yang dikemudikannya dipilih Jokowi lantara paling bersih di antara lainnya. Sedangkan bajaj sahabatnya Bori dipakai untuk mengantar Jusuf Kalla.
"Ada juga Bajaj yang disiapkan untuk Bu Mega dan Pak Surya Paloh, tapi engga jadi. Dipilih paling bersih, soalnya baru seminggu itu bajaj dipakai," kata Rahmat.
Rahmat mengaku tidak mengobrol dengan Jokowi. Selama perjalanan, Jokowi mengobrol dengan Anies Baswedan. "Hanya dua bajaj yang boleh masuk kantor KPU yang lain menunggu di luar," sambungnya.
Usai mengambil nomor urut, Jokowi-JK minta diantar kembali ke Taman Menteng. Rahmat lalu menyalami Jokowi. Ia mengaku ikhlas tidak dibayar. "Tapi saya enggak sempat berfoto sama Pak Jokowi," sesalnya.
Bersama Bori, Rahmat lalu bertemu dengan teman-temannya di Taman Suropati. "Ternyata di sana sudah ada teman yang memegang uang bayaran. Seorang mendapat Rp 300ribu," ujar Rahmat.
Rahmat makin bangga ketika esok harinya ada awak televisi yang mewawancarainya. Terang saja, wawancara Rahmat yang disiarkan oleh televisi tersebut membuat heboh keluarga dan tetangganya di Desa Cipanas, Cirebon.
"Keluarga saya heboh, istri saya senang bukan main. Tetangga saya juga," ujarnya.
Selang beberapa hari kemudian Bajaj Rahmat dan Bori pun ditaksir bos Sido Muncul Irwan Hidayat. Kedua Bajaj itu dibeli seharga Rp 280juta. Tidak hanya itu, kebahagiaan Rahmat dan Bori makin bertambah setelah Irwan meminta mereka jadi bintang iklan.
Masing-masing mendapat bayaran Rp 25 juta untuk ikut dalam iklan minuman energi. "Katanya tayangnya seminggu lagi, bersyukur," ujarnya.
Meskipun kini menjadi bintang iklan, Rahmat mengaku tetap berprofesi sebagai supir Bajaj. "Yah saya dapat duitnya dari sini. Kalau duit iklan untuk anak saja, buat biaya pendidikan," kata Rahmat.
Rahmat juga mengaku senang, Jokowi kini terpilih menjadi presiden. Ia ingin kesejahteraan supir bajaj diperhatikan. "Dia kelihatannya sayang sama rakyat. Semoga enggak berubah," imbuhnya.