TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Petinggi Partai Golkar yakin partai-partai yang tergabung dalam koalisi merah putih tidak akan ada yang pindah dan bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK.
Politisi dan Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo juga yakin bahwa berbagai tawaran dari Jokowi-JK tidak akan diindahkan oleh koalisi merah putih demi pendewasaan demokrasi.
“Saya sangat yakin tidak akan ada yang pindah atau tergiur dengan tawaran untuk pindah dan bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK," ujar Bambang kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Menurutnya, koalisi merah putih akan solid untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Ini pembelajaran dan pendewasaan demokrasi, bahwa ketika kita memilih, maka kita harus konsisten dengan pilihan kita.
Bambang menyebutkan Partai Golkar yang selama ini kerap dianggap pragmatis dan tidak bisa jika berada di luar pemerintahan saja, saat ini berani untuk berada di luar pemerintahan.
”Ini kali pertama buat Golkar untuk berada di luar pemerintahan. Buat kami tidak masalah, toh mengabdi untuk negara tidak harus berada dalam pemerintahan. Jika Golkar saja berani mengapa yang lain tidak?,” katanya.
Dia melihat saat ini ada banyak upaya dari Jokowi-JK untuk menarik beberapa anggota koalisi merah putih.Tapi demi melihat sejarah dan fakta, upaya itu akan sia-sia. Dia pun mencontohkan Partai Demokrat yang tidak mungkin bisa bergabung dalam satu koalisi dengan PDIP karena sikap PDIP selama ini yang juga selalu mengambil posisi oposisi selama pemerintahan SBY.
“Sangat memalukan buat PD jika mengambil tawaran dari PDIP. Selama ini PDIP kan partai yang paling konsisten merepotkan masa pemerintahan SBY. Jadi aneh jika kemudian PDIP menjadi penguasa, PD justru bergabung bersama mereka. PDIP bisa beroposisi selama 10 tahun, tapi PD baru hitungan hari, sudah mau bergabung dengan pihak yang memusuhi mereka selama 10 tahun. Mau ditaruh di mana muka mereka dan terutama SBY?,” ujarnya.
Bambang juga melihat PAN akan konsisten berada dalam koalisi merah putih karena posisi Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa yang menjadi cawapres pada pilpres lalu.
“Kalau PAN pindah, yah tidak mungkin. Ketua Umumnya saja kan jadi cawapres, masa begitu kalah langsung pindah, padahal Hatta sampai detik ini masih menjadi ketua umum. Gimana nanti pandangan rakyat, seolah hanya jabatan saja yang dikejar,” katanya.
Sementara untuk PPP, Bambang melihat bahwa perbedaan ideologi PDIP dan PPP lah yang akan menjadi penghambat. Basis massa Islam yang dimiliki PPP akan sangat berbenturan dengan basis massa PDIP.
“Ke depannya ini akan merepotkan keduanya jika bergabung. Makanya meski saya lihat ada tawaran dan beberapa kader PPP seperti ingin mengamini tawaran ini, namun elite-elite PPP yang ideologis tidak akan mungkin bisa menerima hal ini,’ ujarnya.
Sementara untuk PKS dan Partai Gerindra, ujar Bambang, sudah sangat jelas. Kedua partai bisa dikatakan yang paling solid menolak Jokowi-JK sejak awal.
”Dengan fakta-fakta ini, maka saya yakin, koalisi merah putih tidak tergoyahkan. Partai-partai pendukung Jokowi pun tidak akan bertambah meski melakukan berbagai bujuk rayu,” ujarnya.