TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal partai Demokrat, Ramadhan Pohan, menyindir Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait pertemuan Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono yang akan bertemu di Bali membicarakan wacana kenaikan harga bahan bakar minyak.
Ramadhan ingat saat pemerintahan SBY ingin menaikan harga BBM, PDIP yang paling keras menentang. Menurutnya, PDIP selalu protes saat pemerintahan SBY berencana menaikan harga BBM.
"Kalau kata orang Myanmar, Buddha, orang itu harus ingat karma. Nah, parpol juga gitu. Dulu saat oposisi asal njeplak (menolak kenaikan BBM), jadinya ini mereka jiper (takut) sama tuntutan rakyat," kata Ramadhan ketika dikonfirmasi, Rabu (27/8/2014).
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, ketika pemerintahan SBY akan menaikan harga BBM karena didasari kepentingan nasional. Pemerintahan SBY, kata Ramadhan, dalam menaikan harga BBM bukan karena kepentingan partai apalagi kepentingan pihak luar.
"SBY nggak pernah naikan atau turunkan harga BBM karena tekanan politik parpol. Kebijakan pak SBY solid dan konsisten untuk rakyat. Sekarang pun begitu, SBY mau naikan atau turunkan atau status quo harga BBM, juga bukan karena PDIP. Ukuran pak SBY itu hanya rakyat dan kepentingan nasional. Bukan pencitraan," katanya.
Ramadhan melihat pemerintahan Jokowi mulai tidak percaya diri menghadapi masalah BBM. Dirinya pun mengingatkan agar PDIP konsisten yang menolak kenaikan harga BBM.
"Belum berkuasa, eh kini sdh mulai ngga pede. Makanya ngono yo ngono, ning ojo ngono. Santun ajalah," tandasnya.