TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen PAN Teguh Juwarno mengaku tidak mengetahui adanya wacana partainya masuk dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Teguh mengatakan posisi PAN saat ini masih bersama dalam Koalisi Merah-Putih pendukung Prabowo-Hatta.
"Kita juga tidak menutup mata. Apa ya ada arus bawah yang juga kita sudah lah kita selesai dan kemudian dan kalau diminta untuk membangun bangsa ini ya kenapa tidak," kata Teguh di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (29/8/2014).
Ia mengatakan PAN menjadi representasi umat Islam dan moderat. Sehingga DPP akan mendengar masukan dahulu dari pengurus daerah. "DPP harus melibatkan daerah-daerah. Kalau di PAN forumnya ada dua. Satu rakernas, satu kongres, konggres kalau mengikuti jadwal itu bulan Februari," imbuh Teguh.
Sekretaris Fraksi PAN itu mengatakan hingga kini masih tergabung dalam koalisi Merah-Putih. Namun, situasi politik, kata Teguh, masih dinamis hingga pelantikan Jokowi-JK pada 20 Oktober 2014.
"Ya, kalau sampai saat ini posisinya masih ada satu bulan 20 harianlah. Menurut saya, situasinya masih dinamis. Mungkin itu kalimat
paling bagus," imbuhnya.
Situasi dinamis itu, kata Teguh, karena sejumlah faktor. Ia mencontohkan desakan kader dibawah. Hal itu membuat DPP PAN harus bersikap.
"DPP tidak akan tinggal diam. Ini kan aspirasi desakan dari bawah.Tapi, yang pasti sikap PAN kan masih di KMP. Dari daerah, misalkan DPD, teman-teman DPD," ujar Teguh.