Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf ikut mengomentari usulan penjualan pesawat kepresidenan. Usulan penjualan pesawat itu disuarakan Politisi PDIP Maruarar Sirait.
"Kebiasaan lama jangan diulang-ulang menjual aset, belum apa-apa sudah menjual aset," kata Nurhayati di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Nurhayati juga mengingatkan bahwa hingga kini pemerintahan masih dipegang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemerintahan baru, kata Nurhayati, baru akan dilantik pada 20 Oktober 2014.
"Mari sama-sama kita hargai. PDIP oposisi lalu sekarang jadi memerintah, oposisi jangan dibawa-bawa, jangan nyuruh-nyuruh, apalagi sekarang, kebijakan nanti silahkan, ada chek and balances," kata Anggota Komisi I DPR itu.
Ketua Fraksi Demokrat itu menuturkan SBY telah memikirkan efisiensi anggaran sebelum memutuskan membeli pesawat kepresidenan. "Jadi tidak serta merta tetapi berhitung dulu. Tahun pertama kan tak langsung membeli pesawat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait mengusulkan agar presiden terpilih Joko Widodo menjual pesawat kepresidenan sebagai langkah penghematan anggaran negara. Hal itu adalah salah satu pilihan agar pemerintah Jokowi tidak menaikan harga BBM.
"Efisiensi rakyat juga harus lihat seperti pengurangan anggaran perjalanan dinas. Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja, ini untuk efisien. Pemimpin tidak sederhana bagaimana orang bisa sederhana," ujar Maruarar Sirait di Jakarta, Senin (1/9/2014).