TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Yayasan Pusat Studi Kebangsaan (Sandi Bangsa) Surya Fermana, meminta presiden terpilih Jokowi-JK untuk berani dan tegas membasmi praktik mafia di bidang energi, terutama di sektor minyak dan gas (migas).
Menurutnya, salah satu penyebab kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi beberapa waktu lalu, merupakan akibat dari masih adanya praktik-praktik percaloan yang dilakukan para mafia di sektor migas.
"Sebab itu Jokowi-JK harus berani dan berkomitmen untuk memberantas para mafia di sektor Migas, begitupun dengan para menterinya," ujar Surya, Kamis (4/9/2014) di Jakarta.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber energi, seharusnya tidak perlu dibayangi ketakutan akan kekurangan energi.
Sebab, potensi sumber energi yang dimiliki Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi bagi rakyatnya sudah tersedia.
"Namun, akibat banyaknya ulah pejabat-pejabat yang nakal, dan bermain mata dengan pihak-pihak yang mencari keuntungan semata, akhirnya Indonesia terancam krisis energi," kata Surya.
Untuk itu, Surya mengimbau kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Jokowi-JK, untuk selektif dalam menentukan siapa sosok yang akan ditunjuk sebagai menteri untuk membantunya menjalankan roda pemerintahan ke depan, agar berjalan sesuai dengan visi-misi Jokowi-JK dalam kampanyenya.
"Terutama, menteri di bidang Energi. Seperti menteri ESDM, Menteri BUMN, ataupun Dirut Pertamina dan Kepala SKK Migas," kata Surya.
Sebab, para pejabat tersebutlah yang akan berperan dalam persoalan bidang energi. Jika salah memilih, maka krisis energi yang akan dihadapi.
"Saya harap, orang-orang yang akan menduduki posisi-posisi strategis di bidang energi ini, harus merupakan orang yang profesional, memiliki kemampuan, memiliki track record yang bersih, dan tentunya sejalan dengan visi-misi Jokowi-JK," ujarnya.