Menurut Eduard, kita hidup ditengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi yang cenderung mengubah hampir semua aspek kehidupan sosial kita. Teknologi digital mendisrupsi pola komunikasi massa (media cetak hampir sirna perannya, pola belanja daring menyusutkan peran pasar dan sebagainya), mendisrupsi jasa kerja konvensional (teller di Bank, mekanisasi pertanian, dsb).
Daftar disrupsi ini akan terus bertambah dan pertanyaann lanjutannya adalah : “Bagaimana pendidikan mengatasi masalah tersebut? Atau bagaimana seharusnya pendidikan bersikap, sehingga disrupsi tidak berdampak negatif pada output (keluaran) pendidikan?”
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jendral Vokasi, DR. Beny Bandanadjaya, yang ikut memberikan sambutan mengatakan, ATVI di bawah bendera Elang Mahkota Teknologi, sudah dikenal reputasinya sehingga sistem pendidikannya sudah tidak diragukan lagi yakni link and match.
Mahasiswa ATVI punya akses pada peralatan, prosuksi dan studio yang lengkap dan mahasiswa dapat mengakses SCTV, Indosiar, Ochannel, dan Video.com. “Di situ mahasiswa akan merasakan bagaimana sebetulnya proses kerja yang riil jika sudah lulus,” katanya.
Dengan adanya pendidikan vokasi seperti ATVI turut berbangga bahwa Indonesia memiliki SDM unggul dan keahlian tinggi dalam bidang perteleviasian. Ini akan mendukung pembangunan Indonesia.
Sedangkan Kepala LLDIKTI Wilayah III, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc mengatakan, meski dalam masa pandemi dan pembelajaran masih daring tapi kita harus semangat dan optimistis. “Menjadi mahasiswa artinya memasuki fase kehidupan baru di mana kita akan membentuk jati diri menjadi manusia seutuhnya,” katanya.
Mengungkap ajaran Ki Hajar Dewantara, Agus Setyo Budi mengatakan, paradigma pendidikan yang kembali pada kemerdekana belajar dan kemandiraian untuk mencari nilai dan tujuan hidup sebagai manusia seutuhnya, yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan bangsa filosofi itu mendasari transformasi kebijakan “Merdeka Belajar- Kampus Merdeka” yang memerdekakan pendidikan untuk meningkatkan budaya pembelajaran dan inovasi yang dapat memantik buah pemikiran generasi penerus bangsa.