Selain itu, masih banyak lagi yang dapat dipelajari sendiri sesuai dengan kekhasan masing-masing daerah.
2. Keterampilan tangan
Dalam sejarahnya, istilah ‘ketukangan’ (keahlian tukang) atau perajin, dahulunya merupakan proses kerja para tukang berkembang menjadi ‘kekriyaan’ (craftmanship).
Pada awalnya, pekerjaan yang dilakukan dengan tubuh dan tangan tanpa dibekali ilmu desain.
Hal ini semakin lama semakin berkembang menjadi kerja yang bersifat canggih, bahkan dapat melebihi seorang seniman atau desainer.
Ketukangan atau perajin tidak terbatas pada keterampilan kerja tangan.
Meskipun demikian, tetap terlihat bahwa keahlian tukang atau perajin merupakan keterampilan campuran antara berbagai jenis kerja, tetapi tetap dengan dasar kesadaran material.
Kesadaran material (material consciousness) adalah kesadaran bekerja melalui dan dengan peralatan yang ada.
Dengan kata lain, kesadaran seorang perajin untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas disertai kepekaan terhadap apa yang terpaut dengan perkakas itu.
Dapat diartikan kepekaan terhadap tenaga manusia, bahan, alat, lingkungan alam, lingkungan sosial, dan sebagainya.
Seorang yang bekerja membuat produk-produk kerajinan umumnya disebut perajin.
Perajin yang telah disebutkan di atas adalah seorang profesional yang bekerja secara konsisten berkualitas tinggi dalam menciptakan sebuah produk.
Dalam hal ini, sangat dibutuhkan keterampilan tangan dalam mengerjakan pekerjaan manual yang bersifat praktik, seperti halnya seorang mekanik.
Teknologi hanya digunakan sebagai pendekatan yang membuat kerja lebih efisien, misalnya dengan alat-alat bantu kerja.