Versi keempat, (Kennedy, 1974) mengklarifikasi Dayak kedalam (1) Kenyah-Kayan-Banau; (2) Ngaju; (3) Land Dayak; (4) Klemantan-Murut; (5) Iban; dan (6) Punan.
Versi kelima oleh Sellato 91989) membagi Dayak berdasarkan nama-nama sungai besar dimana group tersebut bertempat tinggal yaiitu: (1) Melayu; (2) Iban;(3) Barito; (4) Bidayuh; (5) Sabah-Dusun-Kadasan; (6) Kayan-Kenyah; (7) Penan; (8) Kelabit-Lun Dayeh-Lun Bawang-Murut Bukit-Kajang, Berwan-Melanau.
Senjata Mandau
Di kalangan suku Dayak satu dengan lainnya menumbuh-kembangkan kebudayaan tersendiri.
Dengan kata lain, kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan oleh Dayak-Iban tidak sama persis dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak-Punan dan seterusnya.
Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau.
Mengutip Peta Budaya Kemdikbud, dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya.
Artinya, kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jatidiri).
Dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara.
(Tribunnews.com/Tio)