Artikel ini merupakan pendorong bagi orang bumiputra lainnya karena Tirto Adhi Soerjo menyadarkan mereka melalui bacaan-bacaan politik yang sangat diperlukan untuk membuka mata dan daya kritis orang bumiputra yang selama itu dikungkung oleh cerita-cerita kolonial.
Dia berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.
Tirto mengalami beberapa kali pengasingan oleh Pemerintah Belanda karena pemberitaan di surat kabar Medan Prijaji sering dianggap menyinggung pemerintah.
Ia dibawa keluar dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera (Provinsi Maluku Utara).
Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo meninggal pada tanggal 7 Desember 1918.
Ironisnya, tak satu pun surat kabar yang memuat berita kematiannya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Hari Pers Nasional