Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonaya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Natalia Zarra Zetira, penerima beasiswa Daewoong 2014, telah bekerja di perusahaan farmasi.
Ia mewujudkan cita-citanya.
Dukungan dana, interaksi dengan mahasiswa penerima beasiswa lainnya, serta pendidikan di industri healthcare atau kesehatan, sangat membantunya bisa diterima dan bekerja di perusahan tersebut.
"Program beasiswa ini menjadi dukungan finansial yang besar bagi saya untuk dapat fokus pada studi," ucapnya dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022).
Rizky Dwi Lestari, yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Bandung, mengatakan beasiswa Daewoong membantnya mewujudkan dan mencapai cita-cita.
"Saya bisa fokus pada studi farmasi saya tanpa memikirkan beban biaya kuliah yang tinggi. Selanjutnya, saya dapat berkontribusi pada masyarakat dan membuat perbedaan dalam industri healthcare,” kata Rizky.
Daewoong Foundation telah memberikan beasiswa kepada sekitar 600 mahasiswa di Indonesia yang mengambil jurusan terkait kesehatan sejak tahun 2013.
Baca juga: Komisi X DPR Dorong Peningkatan Keterampilan Dosen dari Aplikasi Belajar Farmasi
Beasiswa itu sebagai bentuk dukungan dalam membina generasi berikutnya pada industri healthcare.
Selain dana beasiswa, program beasiswa Daewoong Foundation membantu peserta terlibat langsung dalam pengembangan industri perawatan kesehatan, dengan menyediakan platform komunikasi bagi siswa dan menyelenggarakan kontes ide.
Selain itu, memberikan berbagai peluang bagi kaum muda yang akan bekerja, untuk tumbuh menjadi tenaga kerja berbakat di bidang kesehatan, seperti program pelatihan kerja dan keuntungan pada saat perekrutan di Daewoong Group.
Daewong juga menghadirkan Daewoong Social Impactor (DSI) adalah program duta universitas yang menemukan bakat muda dan kreatif Indonesia, untuk menginformasikan kepada publik tentang berbagai masalah kesehatan, agar masyarakat Indonesia bisa hidup sehat.
Mulai tahun lalu, DSI menemukan berbagai isu terkait COVID-19, di antaranya protokol pencegahan dan maraknya penyakit di era new normal, serta menyebarluaskan konten informatif melalui media sosial.
Video misi para peserta yang diunggah di saluran YouTube resmi DSI menyebarkan pesan ke banyak orang, dengan total kumulatif sekitar 290.000 views.