Pada tanggal 13 September 1904, RA.Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Singgih atau RM. Soesalit.
Sayangnya keadaan RA.Kartini setelah melahirkan putera pertamanya itu semakin memburuk, meskipun sudah dilakukan perawatan khusus.
Akhirnya pada tanggal 17 September 1904, RA. Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 25 tahun.
Meskipun kini RA. Kartini telah tiada, namun cita-cita dan perjuangannya masih dapat kita rasakan.
Kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia saat ini adalah berkat goresan penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku “Habis Gelap Terbitlah Terang."
Habis Gelap Terbitlah Terang adalah kutipan dari buku kumpulan surat R.A Kartini yang dihimpun oleh sahabat pena Kartini, Ny. Abendanon dari Belanda.
Hari kelahiran R.A. Kartini kemudian diperingati sebagai Hari Kartini yang dirayakan sebagai wujud penghormatan atas jasanya menghidupkan emansipasi wanita.
Baca juga: UU TPKS Jadi Bukti Perjuangan DPR untuk Terus Menghidupkan Semangat Kartini
Makna Perjuangan R.A Kartini
Berikut makna perjuangan R.A Kartini, dikutip dari Indonesia Baik:
1. Mendapatkan Kesetaraan dalam Hak Pendidikan
Perjuangan Kartini melawan diskriminasi mendorong perempuan modern saat ini untuk berani melawan stereotip perempuan yang ujungnya jadi ibu rumah tangga saja.
Semua perempuan tidak perlu ragu dengan cita-citanya, karena sejatinya memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar mimpi dan cita-citanya mengenyam pendidikan tinggi.
2. Membuka Lebar Kesempatan Perempuan untuk Berkarya
Keinginan Kartini agar perempuan tidak selamanya dicap hanya akan berakhir di dapur dan mengurus rumah, membuka ruang penyetaraan bagi wanita modern bisa berkarya seperti para pria.