TRIBUNNEWS.COM - Berikut pengertian puisi lengkap beserta ciri-ciri, jenis, dan unsur-unsurnya.
Mengutip KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Puisi juga disebut sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata.
Baca juga: Pengertian Interaksi Sosial Lengkap Beserta Bentuk-bentuknya
Ciri-ciri puisi
Dikutip dari Kompas.com, adapun ciri-ciri puisi sebagai berikut:
1. Teridiri atas kumpulan kata-kata yang tersusun menjadi baris-baris.
2. Baris-baris tersebut terkumpul menjadi beberapa bagian.
3. Setiap baris terakhir berbunyi kata vokal terkadang berupa huruf konsonan.
4. Setiap baris terakhir bunyi vokal kata teratur.
Jenis-jenis puisi
Dikutip dari Buku Bahasa Indonesia SMP kelas VIII edisi revisi 2017 karangan E Kosasi, berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, puisi dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Adapun jenis-jenis puisi yakni:
1. Puisi naratif
Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair.
Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yaitu balada dan romansa.
Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan.
Contohnya 'Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra'.
Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.
2. Puisi lirik
Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi,ode, dan serenada.
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka.
Serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.
Kata "serenada" berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan.
3. Puisi Deskriptif
Penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya.
Puisi deskriptif misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut.
Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
Unsur-unsur puisi
Setidaknya terdapat empat unsur puisi, yakni:
1. Majas dan Irama
Berbeda dengan teks eksposisi, berita, ataupun teks lain, puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan irama.
Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.
Irama adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang.
Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.
2. Penggunaan Kata-kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya.
Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.
3. Kata-kata Berlambang
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu.
Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum.
Misal kata 'hujan' dan 'bunga' dalam puisi "Hujan Bulan Juni".
Hujan merupakan perlambang bagi kebaikan ataupun kesuburan.
Sementara itu, bunga bermakna keindahan.
4. Pengimajinasian dalam Puisi
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi.
Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
Dengan kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
Sumber buku: Kosasih, E. 2014. Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, KemFOdikbud.
(Tribunnews.com/Fajar)(Kompas.com/Serafica Gischa)