Ha Na Ca Ra Ka artinya ono wong loro (ada dua orang)
Da Ta Sa Wa La artinya Podho kerengen (mereka berdua berkelahi)
Pa Dha Ja Ya Nya artinya podho joyone (sama-sama kuatnya)
Ma ga Bha Tha Nga artinya mergo dadi bathang lorone (maka dari itu jadilah bangkai semuanya/ mati dua-duanya karena sama kuatnya)
Baca juga: Mengenal Asal Usul dan Sejarah Penggunaan Topi Kuning Bagi Pelajar SD di Jepang
Perkembangan Aksara Jawa
Huruf Hanacaraka digunakan sejak abad ke 17 Masehi, tepatnya sejak masa berdirinya kerajaan Mataram Islam.
Kemudian pada abad ke 19, huruf ini dibuatkan bentuk cetakan.
Aksara Jawa sebenarnya merupakan gabungan dari dua aksara Abugida dan Aksara Kawi yang digunakan sekitar abad 8-16 Masehi.
Dari bentuk strukturnya, setiap Huruf Aksara Jawa dapat mewakili dua huruf.
Misalnya huruf Ha, bisa mewakili huruf H ataupun huruf A.
Sementara huruf Na, mewakili huruf N dan A.
Hal ini menjadi bukti aksara Legena berasal dari dua huruf yang digabungkan.
Penggabungan ini tak lepas dari perkembangan aksara jawa yang dibagi menjadi 4 periode, yaitu:
Baca juga: Mengenal Perubahan Iklim dan Contoh Kasus Penyebab Perubahan Iklim
Periode Hindu Buddha