News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekolah Penggerak, Pembelajaran Kian Menyenangkan dengan Kreativitas Guru dan Siswa

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar

Sebagai pemimpin Metrin juga tidak lupa selalu mengapresiasi guru-guru yang memiliki kompetensi baik. Bagi Metrin, guru yang mempunyai kompetensi sosial adalah sumber daya manusia yang baik.

“Karena guru itu digugu dan ditiru ya. Sehingga dari bicaranya, perkataannya, hingga perbuatannya harus diperhatikan karena akan ditiru dan menjadi contoh bagi anak-anak,” pungkas Metrin.

Perubahan Lebih Maju

Heryaningsih, Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 28 Pontianak Utara, Kalimantan Barat menceritakan perjuangannya saat awal menjadi Kepala Sekolah Penggerak. Berbekal dengan pelatihan yang diikutinya selama sepuluh hari secara daring, ia berjuang keras mulai menerapkan ilmu yang diperoleh mulai dari menyusun perencanaan hingga implementasi dalam pembelajaran.

“Awalnya sangat berat karena pembelajaran yang semula tematik kemudian dalam Kurikulum Merdeka ini lebih diberikan kebebasan dengan fokus pembelajaran pada projek. Terasa berat di awal namun setelah masuk semester kedua kami mulai terbiasa dan lebih senang menjalaninya,” ujar wanita yang biasa disapa Ning ini dengan semangat.

Lebih lanjut Ning menceritakan, pada tahun kedua menjadi Sekolah Penggerak, ia banyak terbantu dari Platform Merdeka Mengajar. Dari sana, Ning mendapatkan contoh materi bahan ajar yang memudahkan para guru di sekolahnya untuk pembelajaran. “Tantangan saya waktu itu adalah di sini (SDN 28 Pontianak Utara) banyak guru yang usianya sudah senior, sehingga butuh proses adaptasi yang lebih dalam menggunakan platform digital. Namun sekarang mereka sudah mulai terbiasa,” imbuh Ning.

Menjadi Sekolah Penggerak sejak tahun 2021, Ning merasakan banyak manfaat yang diperoleh, terutama terkait administrasi pembelajaran. Menurut Ning, guru-guru di sekolahnya kini tidak direpotkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang rumit  lagi sehingga mereka lebih banyak inisiatif membuat pembelajaran menjadi semakin menarik.

“Sebagai contoh, saat pembelajaran guru mengajak anak-anak belajar tidak hanya di kelas, tapi menggunakan ruangan lainnya seperti perpustakaan. Nah itu bentuk inisiatif dan kreativitas guru, sehingga anak-anak juga belajar lebih senang dan tidak bosan,” jelas Ning.

Perubahan yang dirasakan bukan hanya bagi Ning dan tenaga pendidik di sekolahnya, namun siswa juga merasa senang dan bersemangat mempelajari hal-hal baru. Ning mengungkapkan, sejak menjadi Sekolah Penggerak, sekolahnya telah menerapkan mata pelajaran (mapel) bahasa Inggris yang dimulai sejak kelas I.

“Perubahan ini menjadi nilai plus juga bagi kami, karena sejak memasukkan mapel bahasa Inggris di semua level (kelas I sampai VI) sekolah kami menjadi diminati banyak orang tua. Mereka ingin menyekolahkan anaknya di sekolah kami,” terang Ning.

Mendapatkan banyak manfaat dari Program Sekolah Penggerak, Ning berharap agar program tersebut dapat terus dilanjutkan. “Sekolah Penggerak dan Kurikulum Merdeka agar terus dijalankan, kami ingin menjadi yang terbaik dan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak,” harap Ning.

Senada dengan Ning, Eko Widodo, Kepala SMPN 4 Demak, Jawa Tengah menyambut baik Program Sekolah Penggerak. Menjadi Kepala Sekolah Penggerak pada angkatan pertama di tahun pelajaran 2021/2022, Eko mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Beberapa manfaat yang dirasakan adalah Eko mendapatkan pendampingan dan fasilitasi yang masif dalam menerapkan Sekolah Penggerak. Selain itu, dikatakan Eko, pembelajaran yang dilakukan di sekolahnya kini menjadi lebih variatif dan inovatif, serta dilakukan sesuai karakter siswa (berdiferensiasi).

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini