News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Jenis-jenis Gotong Royong, Beserta Makna Penting dan Contoh Praktiknya

Penulis: Nurkhasanah
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Gotong Royong Kunci Keberhasilan TMMD Ke 115 Tuntaskan Jalan Penghubung Antar Kampung. Inilah jenis-jenis gotong royong, beserta makna penting dan contoh praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Tradisi gotong royong sarat dengan nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan karena menjadi identitas budaya bangsa Indonesia.

Gotong royong memiliki sejumlah makna penting, seperti dapat merekatkan dan menguatkan solidaritas sosial.

Selain itu, tradisi gotong royong juga melahirkan sikap kebersamaan, saling tolong-menolong, dan menghargai perbedaan.

Dengan gotong royong maka akan membantu meringankan beban orang lain. 

Gotong royong juga disebut bisa mengurangi kesalahpahaman, sehingga dapat mencegah terjadinya berbagai konflik.

Makna penting selanjutnya dari gotong royong adalah meningkatkan rasa kerja sama dan persatuan warga.

Puluhan warga bersama relawan Ganjar Milennial Center (GMC) gotong royong untuk memastikan sungai bersih dari sampai agar tidak mengalami banjir saat musim hujan. (ist)

Baca juga: Hari Kebangkitan Nasional, Ketua DPR: Perkokoh Semangat Gotong Royong dalam Membangun Bangsa

Contoh Praktik Gotong Royong

Budaya gotong royong di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai macam bentuk dan istilah yang berbeda, hal ini disesuaikan dengan daerah masing-masing.

Contohnya, praktik gotong royong di Jawa dikenal dengan istilah sambatan.

Sambatan merupakan tradisi untuk meminta pertolongan kepada warga masyarakat guna membantu keluarga yang sedang membutuhkan bantuan.

Contoh sambatan yakni seperti saat membangun dan memperbaiki rumah, membantu hajatan perkawinan, upacara kematian, dan kepentingan-kepentingan lain yang membutuhkan bantuan orang banyak.

Uniknya, dalam tradisi sambatan ini tanpa diminta untuk membantu, masyarakat akan nyengkuyung (bekerja bersama-sama membantu tetangganya yang memiliki hajat).

Masyarakat juga tidak berharap mendapatkan keuntungan material atau berpikir untung-rugi.

Dalam praktik gotong royong di Jawa ini, masyarakat memiliki prinsip “loss sathak, bathi sanak” yang artinya “lebih baik kehilangan materi daripada kehilangan saudara”.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini