News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Mengenal Molekul Ozon di Atmosfer, Penipisan Ozon dan Dampaknya terhadap Bumi

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pemanasan global - Berikut ini penjelasan tentang molekul ozon yang berada di atmosfer. Penipisan lapisan ozon memicu pemanasan global.

Gunung Everest, gunung tertinggi di Bumi, tingginya hanya sekitar 5,6 mil (9 km).

Penipisan Ozon

Ilustrasi pemanasan global (freepik)

Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim, SwissCham Dorong Penerapan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Para ilmuwan pada tahun 1970-an, menemukan fakta menipisnya lapisan ozon.

Konsentrasi ozon di atmosfer bervariasi secara alami tergantung pada suhu, cuaca, garis lintang, dan ketinggian.

Sedangkan zat yang dikeluarkan oleh peristiwa alam seperti letusan gunung berapi juga dapat memengaruhi tingkat ozon, dikutip dari European Comission .

Namun, fenomena alam ini tidak dapat menjelaskan tingkat penipisan yang diamati.

Sementara bukti ilmiah mengungkapkan bahan kimia buatan manusia tertentu adalah penyebabnya.

Zat perusak ozon ini sebagian besar diperkenalkan pada tahun 1970-an dalam berbagai aplikasi industri dan konsumen, terutama lemari es, AC, dan alat pemadam kebakaran.

Pemerintah dunia setuju pada akhir 1980-an untuk melindungi lapisan ozon bumi dengan menghapus secara bertahap zat perusak ozon yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, di bawah Protokol Montreal.

Dampak Zat Perusak Ozon dan Perubahan Iklim

Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)

Baca juga: Perubahan iklim: Bagaimana rasanya menjalani gaya hidup yang sangat rendah karbon?

Sebagian besar zat perusak ozon buatan manusia juga merupakan gas rumah kaca yang kuat.

Beberapa diantaranya memiliki efek pemanasan global hingga 14000 kali lebih kuat dari karbon dioksida (CO 2 ), gas rumah kaca utama.

Sehingga, penghentian global zat perusak ozon seperti hidroklorofluorokarbon (HCFC) dan klorofluorokarbon (CFC) juga memberikan kontribusi positif yang signifikan untuk memerangi perubahan iklim.

Namun, penghentian bahan itu berpotensi meningkatkan penggunaan gas jenis lain, seperti F gas.

Gas-gas berfluorinasi ini ('F-gas') tidak merusak lapisan ozon, tapi memiliki efek pemanasan global yang signifikan. 

Sehingga, pada tahun 2016, para pihak Protokol Montreal setuju untuk menambahkan jenis gas F yang paling umum, hidrofluorokarbon (HFC), ke dalam daftar zat yang dikendalikan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Materi Sekolah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini