Salah satu tempat di Indonesia yang diselimuti lapisan salju ialah pegunungan Jaya Wijaya, Papua.
Di Pegunungan Jaya Wijaya, terdapat puncak Cartenz yang termasuk dalam tujuh puncak tertinggi di dunia.
Kini, hamparan es yang disebut-sebut sebagai salju abadi itu tak lagi abadi.
Pada 1850, gletser memiliki luasan 19,3 km2, kemudian tahun 2018, luasan gletser tersebut hanya tersisa 0,5 km2.
Peristiwa berkurangnya salju abadi dari Pegunungan Jaya Wijaya ini menjadi salah satu gejala peningkatan suhu global benar-benar terjadi.
Sebab, gletser tropis sangat rentan atau sensitif terhadap perubahan suhu.
Peristiwa mencairnya es gletser Pegunungan Jaya Wijaya ini akan berdampak pada kuantitas dan kualitas air di daerah tersebut, seperti perubahan debit air, suhu air, dan lain-lain.
Perubahan kuantitas dan kualitas air tersebut dapat mengganggu ekosistem air tawar.
- Mencairnya Es di Kutub
Sekitar 90 persen bagian hamparan daratan es di dunia berada di Antartika, sedangkan 10 persen bagian sisanya berada di lapisan es Greenland.
Es Antartika dan Greenland memiliki peran penting sebagai penutup pelindung Bumi dan lautan, tampak seperti hamparan atau bintik berwarna putih cerah.
Fungsi hamparan putih es tersebut adalah untuk memantulkan kembali panas berlebih menuju ke luar angkasa agar suhu bumi terjaga
Hal tersebut juga menyebabkan kutub utara lebih dingin dibandingkan bagian bumi lainnya, sehingga hilangnya es di kutub dapat memperburuk kondisi peningkatan suhu di dunia.
Diketahui, persentase penurunan rata-rata luas es per dekade dalam rentang waktu Januari 1979 hingga 2014 sebesar 3,2 persen.