News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Materi Sekolah

Sejarah dan Isi Konferensi Meja Bundar, Akhir Penjajahan Belanda di Indonesia

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi Meja Bundar - Berikut ini sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB) dan latar belakangnya.

Delegasi Indonesia diketuai Perdana Menteri Amir Syarifudin dan Belanda menempatkan seorang Indonesia bernama R. Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketuanya.

Hasil Perjanjian Renville:

- Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya RIS

- RI sejajar kedudukannya dengan Belanda

- RI menjadi bagian dari RIS dan akan diadakan pemilu untuk membentuk Konstituante RIS

- Tentara Indonesia di daerah Belanda (daerah kantong) harus dipindahkan ke wilayah RI

Delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di ruangan Mr. Bergstein. Terlihat Drs. Moh. Hatta dan Tuan Linthorst hadir dalam perundingan ini. Foto ini diambil pada November 1949. (Demijnen Netherland)

Baca juga: Belanda Akui Kemerdekaan RI, Prabowo Subianto: Alhamdulillah, Terima Kasih

3. Perundingan Roem-Royen

Untuk kedua kalinya, Belanda melanggar perjanjian Renville dengan melancarkan Agresi Militer Belanda II.

Indonesia terpaksa mendirikan Pemerintahan Darurat di bawah komando Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi, Sumatra Barat.

Perundingan Roem-Royen, digelar di Jakarta pada 7 Mei 1949.

Mr. Moh. Roem sebagai ketua delegasi mewakili Indonesia dan Dr. J.H Van Royen sebagai ketua delegasi Belanda.

Sedangkan, sebagai mediator perundingan adalah Merle Cochran dari UNCI (PBB).

Hasil Perjanjian Roem Royen:

- Menghentikan perang gerilya dan Indonesia-Belanda bekerja sama dalam memelihara ketertiban dan keamanan

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini