9. Seorang guru harus mampu merancang pembelajaran dengan menggunakan kerangka 3 signature practices yaitu pembukaan yang hangat dan inklusif, kegiatan yang menantang serta melibatkan peserta didik, dan penutupan yang optimis, dengan alasan ....
- pembukaan yang hangat perlu untuk membangun keterhubungan komunitas dan terkoneksi dengan pembelajaran yang akan dilakukan
- pembukaan yang hangat perlu untuk membangun keterhubungan komunitas dan terkoneksi dengan pembelajaran yang telah dilakukan
- kegiatan pembelajaran yang menantang dan melibatkan perlu untuk membangun keseimbangan antara pengalaman interaktif dan reflektif, untuk memenuhi kebutuhan guru
- penutupan yang optimistik perlu untuk menyoroti pemahaman guru dan tentang pentingnya apa yang telah dipelajari, sehingga dapat memberikan rasa pencapaian dan mendukung pemikiran ke depan
- a, b, dan c benar, karena kerangka 3 signature practices merupakan strategi yang perlu diterapkan untuk pembelajaran orang dewasa
Kunci Jawaban: pembukaan yang hangat perlu untuk membangun keterhubungan komunitas dan terkoneksi dengan pembelajaran yang akan dilakukan
10. Guru ingin mengakhiri sesi pembelajaran dengan Penutupan yang Optimis sesuai dengan kerangka 3 signature practices. Sebelum penutupan, guru merencanakan sebuah refleksi bersama tentang pembelajaran hari itu. Namun, beberapa peserta didik terlihat masih belum sepenuhnya memahami konsep yang diajarkan. Sebaliknya, beberapa peserta didik lainnya tampak antusias dan siap untuk belajar lebih lanjut. Bagaimana guru dapat mengelola situasi ini dengan menciptakan penutupan yang tetap optimis sambil memastikan bahwa setiap peserta didik merasa diakui dan didukung?
- Memberikan apresiasi umum untuk partisipasi seluruh kelas dan mengabaikan perbedaan pemahaman individu.
- Mengajukan pertanyaan terbuka kepada seluruh kelas untuk memotivasi peserta didik yang masih membutuhkan pemahaman tambahan.
- Mengajak peserta didik yang telah memahami konsep untuk berbagi pemahaman mereka, sementara memberikan waktu tambahan untuk peserta didik yang masih kesulitan.
- Mengalihkan perhatian dari pemahaman individu ke rencana pembelajaran mendatang agar suasana tetap positif.
- Menyimpan refleksi bersama untuk sesi pembelajaran berikutnya ketika semua peserta didik diharapkan dapat memahami konsep secara menyeluruh.
Jawaban: Mengajukan pertanyaan terbuka kepada seluruh kelas untuk memotivasi peserta didik yang masih membutuhkan pemahaman tambahan.
Cerita Reflektif
Pertanyaan: Sekarang, kami ingin Bapak/Ibu menceritakan pengalaman saat berlatih salah satu keterampilan sosial emosional. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat melakukan latihan tersebut? Pikirkan, strategi dalam mengimplementasi PSE ke dalam pembelajaran di kelas. Seperti apakah praktek pembukaan pembelajaran yang hangat, kegiatan belajar yang menantang dan berpusat kepada peserta didik, dan penutupan yang optimistik terlihat?
Contoh jawaban: Saat saya berlatih keterampilan sosial emosional, salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat berlatih kesadaran diri (self-awareness). Latihan ini melibatkan refeksi mendalam tentang emosi yang saya rasakan dalam situasi tertentu, bagaimana emosi tersebut memengaruhi reaksi saya, dan apa yang menjadi pemicunya.
Dalam latihan ini, saya diajak untuk jujur dengan diri sendiri mengenai perasaan saya, terutama dalam situasi yang menantang, seperti ketika menghadapi siswa yang sulit atau saat tekanan dari tuntutan pekerjaan meningkat.
Awalnya, saya merasa sedikit tidak nyaman, karena biasanya sebagai guru, kita cenderung lebih fokus pada kebutuhan siswa daripada diri sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai merasakan manfaat besar dari latihan ini.
Saya menjadi lebih tenang dan terkendali, serta mampu menanggapi situasi dengan cara yang lebih bijaksana. Ini juga membuat saya lebih empatik baik terhadap diri sendiri maupun terhadap siswa. Sebab saya lebih memahami pentingnya mengelola emosi dengan baik.
Strategi Implementasi PSE di Kelas:
1. Pembukaan Pembelajaran yang Hangat: Saya memulai kelas dengan sapaan hangat dan memberikan waktu singkat bagi siswa untuk berbagi perasaan mereka pada hari itu. Misalnya, menggunakan "emotion check-in" di mana siswa memilih emotikon yang menggambarkan perasaan mereka. Ini membantu siswa merasa dilibatkan dan dihargai dari awal.
2.Kegiatan Belajar yang Menantang dan Berpusat pada Peserta Didik: Dalam kegiatan belajar, saya mengutamakan pendekatan yang kolaboratif dan berbasis proyek. Siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan kognitif mereka, tetapi juga keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan empati. Saya juga memastikan bahwa tugas-tugas tersebut memiliki relevansi nyata dengan kehidupan mereka sehingga mereka lebih termotivasi dan merasa dihargai.
3.Penutupan yang Optimistik: Di akhir pelajaran, saya mengajak siswa untuk melakukan refleksi singkat tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana perasaan mereka setelah melalui proses tersebut. Saya juga memberikan umpan balik positif, menyoroti keberhasilan dan kemajuan mereka, baik dalam hal akademik maupun sosial emosional. Ini membantu siswa merasa dihargai dan meninggalkan kelas dengan perasaan yang positif dan termotivasi. Melalui strategi-strategi ini, saya berusaha menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga mendukung perkembangan sosial emosional siswa, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang dan bijaksana.
*) Disclaimer: kunci jawaban soal Latihan Pemahaman Modul 2 Topik 2 Pembelajaran Sosial Emosional: Apa dan Bagaimana Menerapkannya? dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG Daljab 2024 untuk mengerjakan di PMM.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)