Daeng Taba, nelayan asal Takalar bercerita pengalamannya menggunakan perahu berbahan bakar elpiji.
"Dulu saya melaut saat ombak sedang menggunakan mesin bahan bakar premium. Sehari melaut pulang pergi dalam perjalanan 24 mil bisa habis 10 liter seharga 100.000 rupiah di pengecer," ujarnya. Namun setelah mendapat konverter kit dari Kementerian ESDM pada September lalu, ia ketagihan pakai elpiji untuk melaut. "Pakai elpiji, saya bisa melaut kadang-kadang dipakai pulang pergi total 24 mil cuma habis 1 tabung elpiji lebih hemat sekitar 84.500 rupiah," kata Daeng Taba.
Tertarik pengalaman nelayan Takalar, sebanyak 1.000 nelayan Jeneponto pun bersemangat pakai elpiji untuk mesin kapalnya.
Untuk itu Kementerian ESDM diwakili Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ego Syahrial yang didampingi anggota DPR RI Komisi VII Mukhtar Tompo dan Bupati Jeneponto Iksan Iskandar pada Jumat (26/10) menyerahkan secara simbolis 1.000 paket konverter kit BBM ke elpiji di Kabupaten Jeneponto.
Ego menjelaskan pemerataan pembangunan melalui bantuan langsung konverter kit untuk nelayan kecil dari Kementerian ESDM mengacu pada prinsip keadilan sosial (social equity), pertumbuhan ekonomi (economic growth) dan keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability).
"Kami menyadari kontribusi nelayan skala kecil sangat besar dalam produksi perikanan tangkap, namun nelayan skala kecil masih diidentikkan dengan kemiskinan," ujar Ego.
Dengan semakin bertambahnya nelayan kecil yang menerima bantuan konverter kit ini, tentu diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan, melainkan juga menggerakan roda perekonomian di Kabupaten Jeneponto.
Tahun lalu, 371 nelayan di Kabupaten Jeneponto juga telah mendapatkan bantuan konverter kit.
Dengan pembagian konverter kit di Jeneponto, total sebanyak 3.516 konverter kit telah diserahkan kepada nelayan di Sulawesi pada 2018.
Sebelumnya di Minahasa Utara telah diserahkan 1.000 paket konverter kit, 563 paket untuk nelayan di Kabupaten Banggai dan 953 paket untuk nelayan di Kabupaten Takalar.
General Manager Pertamina MOR VII, Tengku Fernanda menjelaskan pihaknya akan memastikan ketersediaan elpiji bagi nelayan.
"Saat ini untuk suplai pasokan elpiji 3 Kg subsidi bagi nelayan di Kabupaten Jeneponto dilayani oleh 2 agen dan 5 pangkalan. Khusus untuk melayani nelayan di Kabupaten Jeneponto, kami akan mendirikan 8 pangkalan elpiji baru," ujar Tengku. Adapun kebutuhan elpiji 3kg per bulan bagi nelayan Jeneponto diperkirakan mencapai sekitar 8.000 tabung.
Dalam pembagian setiap paket perdana konverter kit BBM ke elpiji ini terdiri atas beberapa komponen, yaitu Mesin Penggerak, Konverter Kit, 2 Tabung LPG 3 Kg dan Isi, Long Tail, aksesoris pendukung lainnya.
Nelayan yang mendapatkan paket konverter kit BBM ke BBG adalah mereka yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT), berbahan bakar bensin atau solar dan memiliki daya mesin di bawah 13 Horse Power (HP).
Pada tahun 2016 dan 2017 telah dibagikan sejumlah 5.473 dan 17.081 unit paket konverter kit.
Sementara hingga Desember tahun ini, sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 294K/10/MEM/2018 akan dibagikan sejumlah 25.000 unit konverter kit untuk 55 kabupaten/kota seluruh Indonesia.(*)