Ada banyak laporan bahwa petugas polisi moral memukul kepala Amini dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka.
Pihak berwenang membantah Amini telah dianiaya dan mengatakan perempuan itu menderita ‘gagal jantung mendadak’. Keluarganya mengatakan ia bugar dan sehat.
Kematian Amini memicu kemarahan publik. Saat upacara pemakamannya di Saqqez, sejumlah perempuan melepas jilbab mereka dan meneriakkan yel-yel menentang pemerintah.
Selain demo pada pemerintah, Iran dan Amerika Serikat bak jadi duel seru yang pantas dinantikan.
Keduanya kini terlibat konflik politik yang terjadi sejak lama.
Terbaru, federasi sepak bola Amerika Serikat yang memposting gambar bendera Iran tanpa mencantumkan lambang Republik Islam di logo tersebut.
Apa yang dilakukan Federasi Sepak Bola Amerika Serikat diduga sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap pengunjuk rasa perihal kematian Mahsa Amini.
Sontak, federasi sepak bola Iran merasa berang dengan apa dilakukan federasi Amerika Serikat.
Pihak federasi sepak bola Iran bahkan meminta FIFA untuk mengeluarkan Amerika Serikat sebagai peserta Piala Dunia edisi kali ini.
Sebelum akhirnya, pihak Federasi Sepak Bola Amerika Serikat menghapus postingan kontroversial tersebut, dan mengunggah dengan postingan yang baru dan sesuai.
Melihat dinamika yang mewarnai persiapan laga kedua tim tersebut, pertemuan Iran vs Amerika Serikat benar-benar bukan laga sepak bola biasa, namun sepak bola bermuatan politik. (*)
(Tribunnews.com/ Siti N/ Giri/ Dwi Setiawan)