Saat itu, Maroko menjadi juara grup dengan menahan imbang Inggris dan Polandia dan menghancurkan harapan Portugal berkat kemenangan 3-1.
“Tak ada seorangpun yang mengharapkan kami untuk mengalahkan Portugal,” ujar bek Noureddine Bouyahyaoui baru-baru ini.
Di babak 16 besar di Meksiko, Maroko dihadang Jerman Barat.
Gol Lothar Matthäus di menit-menit terakhir memupus mimpi Maroko, sekaligus mengirim pulang Maroko.
Cendekiawan Maroko, Jalal Bounouar, berkata, “Tim 1986 tetap menjadi yang terbaik dalam sejarah Maroko.”
Di partai terakhir grup F, lawan Maroko adalah Kanada.
Pelatih Maroko, Regragui, mendapat masukan dari banyak pihak untuk tidak memainkan punggawanya yang bermain di Chelsea, Hakim Ziyech.
“Ziyech itu orang gila, sulit diatur dan bukan team player,” demikian suara-suara yang didengar Regragui.
Namun, semua itu diabaikan oleh Regragui.
Ia memasang Ziyech tatkala menghadapi Kanada, partai penentuan fase grup F.
Ketika kiper Kanada, Milan Borjan, yang juga adalah kiper klub Red Star Belgrade melakukan kesalahan ketika laga baru berjalan belum 4 menit.
Ia menyapu bola yang datang mengancam gawangnya.
Sapuan Borjan jatuh ke kaki Ziyech sekitar 30 yard dari gawang.
Pemain sayap Maroko itu dengan luar biasa menendang bola melewati Borjan, dan bolapun bergulir ke gawang yang sudah ditinggal pengawalnya. Gol!!!