News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2020

Parpol Tidak Forsir Isu Kebencian dan SARA, Tapi Simpatisan Kerap Memainkan

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko. TRIBUNNEWS.COM/CHAERUL UMAM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivitas penggunaan media sosial di Pilkada 2020 diprediksi akan meningkat pesat.

Berkenaan dengan itu, isu SARA dan ujaran kebencian dikhawatirkan makin nyaring terdengar.

Menanggapi kondisi itu, Politikus PDI-Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan sesungguhnya partai politik tidak akan terang - terangan memforsir isu kebencian atau agama di hajatan demokrasi.

Tapi, karena maraknya dan mudahnya penggunaan media sosial, banyak simpatisan parpol yang jumlahnya masif justru terlibat pada persoalan itu.

Baca: Polda Metro Jaya Tangani 480 Kasus Ujaran Kebencian dan Hoaks Selama Pandemi Corona

"Parpol tidak akan terang - terangan memforsir isu kebencian atau agama, tapi ada simpatisan yang jumlahnya masif untuk memainkan isu itu," ungkap Budiman dalam diskusi virtual 'Pilkada Tanpa Ujaran Kebencian dan Isu Agama Lebih Oke', Kamis (13/8/2020).

Pasalnya kata dia perkembangan teknologi informasi membuat siapa saja bisa memproduksi informasi dimanapun dan kapanpun.

Media sosial menjadi bebas karena penggunanya tidak harus mengurus izin penerbitan.

"Yang disebut media sosial lebih kepada dia bisa digunakan orang banyak. Jadi pengertian dia bersifat sosial karena bisa digunakan orang banyak tanpa surat izin penerbitan," kata dia.

Berperannya para simpatisan di media sosial, kata Budiman, suka atau tidak suka akan mempengaruhi pilihan politik orang lain tanpa mereka tahu siapa pemilik akun tersebut.

"Suka atau tidak suka dia mempengaruhi pilihan politik tanpa kita tau siapa pemegang akun ini," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini