Tak hanya itu, Ma'ruf juga meminta masukan dan saran dalam memimpin bangsa kedepan.
"Cak Nun sebagai orang kebudayaan, saya ingin memperoleh masukan-masukan, saran-saran, bagaimana kita membangun negara ini. Supaya lebih baik, lebih rukun, lebih sejahtera, dan lebih maju," ungkap Ma'ruf.
Menanggapi pernyataan Kiai Ma'ruf, Cak Nun, justru merendah diri.
Menurutnya, ia tak pantas dimintai hal tersebut.
Cak Nun kemudian mengibaratkan dirinya sebagai bagian dari sepak bola yang tidak memiliki posisi.
"Sebenarnya saya yang bersyukur kepada Allah, karena saya tidak merasa pada levelnya, pada tempatnya untuk panjenengan rawuh kesini. Karena saya, ibarat sepak bola tidak ada di klub atau kesebelasan, wasitnya bukan, hakim garisnya enggak, official PSSI dan klub enggak," ungkap Cak Nun.
Pembicaraan keduanya berlanjut mengenai tantangan bangsa kedepan, menyikapi informasi di media sosial hingga peran santri dalam membangun bangsa.