News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Ketika Kampanye Pilpres Sudah Kehilangan Substansi, Mulai Tampang Boyolali hingga Politisi Genderuwo

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjuk rasa melintas di depan Patung Arjuna Wijaya di pusat Boyolali Kota, Minggu (4/11/2018). TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN

Bukan tidak mungkin, nantinya masing-masing pengikut akan menghitung seberapa banyak narasi negatif yang sudah diucapkan para calon.

"Ya bisa saja dihitung. Nanti bilangnya, 'masa pemimpin bahasanya tidak mendidik?' atau 'cerminan pemimpin terlihat dari kata-katanya'. Dengan begitu, mereka akan menghitung berapa kali kata-kata tersebut terucap meski maksudnya bercanda atau mencibir," urai Ismail Fahmi.

Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengaku heran dengan Jokowi yang akhir-akhir ini selalu melontarkan pernyataan kontroversial.

Setelah Sontoloyo, kini Jokowi menyebut banyak politikus yang menggunakan gaya politik genderuwo.

"Alamak, saya heran kok Pak Jokowi akhir-akhir ini bahasanya menjadi aneh, habis sontoloyo, genderuwo habis ini apalagi Pak Jokowi," ujar Dradjad di Posko Pemenangan, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Baca: Sandiaga Uno: Mungkin yang Dimaksud Pak Presiden, Politisi Genderuwo Itu Terkait Ekonomi Rente

Menurut Dradjad pernyataan Jokowi tersebut jelas mengarah kepada kubu Prabowo.

Ia menyayangkan kubu petahana tidak mengedepankan perdebatan substanstif dalam menyerang kubu lawan.

"Jadi, saya pingin mengajak Pak Jokowi dan timnya untuk ayok kita debat secara substantif daripada dengan istilah-istilah yang aneh-aneh seperti itu," katanya.

Menurut Dradjad, Prabowo bukan menaku-nakuti dengan terus mendorong kemandirian ekonomi dan menyebut banyak kekayaan yang lari ke luar negeri.

Prabowo justru memaparkan fakta yang harus diperbaiki pemerintah.

"Enggak menakut-nakuti, kita mengangkat fakta kok, gini loh, faktanya mobil ini lampunya enggak bagus remnya rusak, ya masak kita membohongi rakyat dengan mengatakan remnya bagus, ketika kita mengatakan ini loh rem-nya rusak, anunya enggak bagus itu bukan menakut-nakuti, kita menyampaikan fakta apa adanya dan rakyat berhal tahu untuk itu," ujar dia.

Prabowo Subianto (KOLASE TRIBUN JATENG)

Politik Menakut-nakuti
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menjelaskan politik genderuwo adalah istilah simbolik yang ditujukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan-pandangan yang pesimistis tentang bangsa ini.

Demikian disampaikan Koordinator Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini Golkar ini terkait sindiran Jokowi mengenai "politik genderuwo."

Juga politik genderuwo itu, menurut Ace, adalah istilah simbolik yang ditunjukkan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan politik ketidakpastian, pesimisme dan kebohongan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini