TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto akhirnya buka suara soal tudingan adanya Konsultan Rusia (Propaganda Rusia) yang dilontarkan oleh capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi).
Prabowo berbicara hal tersebut melalui video yang diunggah oleh Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak di Instagram dan Twitter.
"Pak ada tuduhan bahwa kita memakai konsultan Rusia," kata Dahnil Anzar mengawali video.
Prabowo Subianto yang memakai kemeja berwarna putih lantas menjawab bahwa tuduhan itu sama sekali tidak benar.
"Tidak ada itu, bahwa saya punya teman di mana-mana, ada orang Jepang, orang Korea, orang Rusia, orang Jerman, saya kan 20 tahun bisnis di luar negeri, tapi tidak ada konsultan," kata Prabowo.
"Bagaimana? Bayarnya mahal dan dia tidak mengerti apa-apa politik di Indonesia, tidak ada itu," lanjut Prabowo disambut tawa Dahnil Anzar.
"Kalau untuk bidang-bidang lain mungkin, ekonomi, bisnis dan sebagainya, tapi untuk politik sama sekali enggak ada," tegas Prabowo.
"Berarti politik kita ala-ala Bojong Koneng saja ya Pak ya," sahut Dahnil Anzar.
Mendengar omongan itu, Prabowo langsung tertawa keras.
"Iya benar, Bojong Koneng, ya kita belajar dari rakyat kita lah," kata Prabowo.
Merusak Hubungan
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut tudingan Joko Widodo soal ‘propaganda ala Rusia’ bisa merusak hubungan diplomatik bilateral antara Indonesia dan Negeri Beruang Merah tersebut.
Sebelumnya Jokowi menyebut ada tim sukses yang menggunakan propaganda ala Rusia dengan cara menyemburkan fitnah dan berita hoax terus menerus saat menghadiri deklarasi dukungan Forum Alumni Jatim di Tugu Pahlawan Surabaya pada 2 Februari 2019 lalu.
"Saya rasa itu berbahaya buat hubungan diplomatik kita, secara tak langsung Pak Jokowi melakukan itu, saya tak tahu apakah beliau memikirkan itu atau tidak," ujar Dahnil.
Dahnil mengatakan tanda tak baik akibat pernyataan Jokowi itu ada saat Kedutaan Besar Rusia mengklarifikasi isu tersebut.