Tribun : Kenapa FBR memberikan dukungan kepada salah satu calon presiden?
Baca: Tenaga Sortir dan Lipat Surat Suara di Kabupaten TTS Dibayar Rp 96 Per Lembar
Lutfi : Kite menampung semua aspirasi dari bawah dari semua korwil FBR dan anggota dan kemudian mereka menunjukkan ada keinginan untuk memberikan dukungan kepada pasangan calon.
Ini hasil kajian dari program jaga kampung. Pilihan kita tidak bergantung pada media sosial. Kite fokus pada kacamata Betawi dan putusan jatuh ke Pak Jokowi.
Tribun : Rembugnya berapa lama untuk menentukan ini?
Lutfi : Tidak lama, kita kan sudah mencermati sejak pilkada sampai selesai terus sekarang pilpres. Kita juga terus belanja masalah di bawah dan tidak perlu waktu berbulan-bulan untuk menentukan ini.
Tribun : Tapi, ini skala nasional bukan daerah?
Lutfi : Bagaimanapun tetap ada unsur kedaerahan dan setiap adat punya organisasi yang perlu mengambil sikap dalam pemilu.
Tribun : Kenapa harus pasangan Jokowi-Maruf?
Lutfi : Kita melihat dari rekam jejak dia secara objektif kita melihat. Sepanjang ini ada perubahan total dan kepedulian tinggi terhadap kebudayaan Betawi.
Waktu baru sebulan jadi gubernur, baju Sadariah (baju Betawi), sudah menjadi pakaian wajib di PNS pemda DKI Jakarta.
Dia janji bangun Masjid Betawi di Jakarta Barat, sudah terbangun juga.
Setu Babakan yang sudah lama mangkrak pembangunannya, dan sekarang bisa rapi. Saya pikir setelah jadi presiden dia lupa. Ternyata enggak.
Pas konferensi Asia Afrika, menerima tamu kenegaraan dia pakai baju Betawi.
Satu lagi, saat Lebaran Betawi, kita tidak kasih dia untuk bicara, tapi tetap datang dan dia satu-satunya presiden yang datang di acara Lebaran Betawi.