Termasuk kesehatan, penanggulangan narkoba, ancaman teroris, hingga pembangunan insfrastruktur dan pengendalian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Yang masih kurang positif adalah evaluasi atas kebutuhan pokok."
"Namun, dalam hal ini trennya menunjukkan perubahan dari survei sebelumnya,” ujar Djayadi.
Sementara itu, mengenai debat pilpres yang telah mempertemukan kedua capres sebanyak dua kali, Djayadi mengatakan, publik menilai Jokowi lebih baik daripada Prabowo.
"Lebih dari 61 persen menganggap Jokowi lebih baik di debat kedua, sementara hanya 29 persen yang menilai Prabowo lebih baik,” kata dia.
Selain itu, survei SMRC menunjukkan masyarakat umumnya skeptis dengan berita dan informasi negatif tentang Jokowi yang terkait dengan anti-Islam, RRC, dan komunisme.
“Masyarakat ternyata cukup selektif dan tidak menerima begitu saja berita negatif yang disiarkan tentang Jokowi,” kata Djayadi.
Survei ini melibatkan 2.479 responden yang merupakan warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.
Populasi itu dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling.
Adapun margin of error survei ini sebesar lebih kurang 2 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei SMRC: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 57,6 Persen, Prabowo-Sandiaga 31,8 Persen"