Sandiaga Uno kemudian dikabarkan memantau quick count di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru.
Namun, saat Prabowo Subianto melakukan konferensi pers sekaligus menyapa pendukungnya di depan kediamannya, Sandiaga Uno tak ada di samping Prabowo Subianto.
Hanya ada petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi beserta para pimpinan partai koalisi yang menemani Prabowo Subianto konferensi pers sekitar pukul 16.30WIB.
Keberadaan Sandiaga Uno semakin menjadi pertanyaan karena saat konferensi pers kedua pukul 20.00, Sandiaga Uno juga tak menampakkan batang hidungnya.
Baca: HASIL Real Count KPU Pilpres 2019 Pukul 19.15 WIB, Selisih Jokowi vs Prabowo 15%, Siapa yang Unggul?
Padahal, hampir semua petinggi BPN dan partai koalisi ada di sana. Saat dikonfirmasi, pihak BPN memberikan jawaban yang tak pasti.
Pihak BPN mengklaim Sandiaga Uno masih berada di dalam kediaman Prabowo Subianto.
Misteri keberadaan Sandiaga Uno akhirnya terkuak, saat mantan wakil gubernur Jakarta itu meninggalkan kediaman Prabowo Subianto.
Sandiaga Uno meninggalkan kediaman Prabowo Subianto sekitar pukul 22.45 WIB. Ia langsung menaiki mobil hitam dari halaman dalam rumah Prabowo Subianto.
Padahal, Prabowo Subianto sudah meninggalkan kediamannya itu pukul 20.30.
Saat mobilnya membelah lautan massa di depan kediaman Prabowo Subianto, Sandiaga Uno membiarkan kaca mobilnya terbuka dan tersenyum menyapa para pendukung.
Baca: Usai Deklarasi Bersama Prabowo, Sandiaga Langsung Kembali ke Rumah
Namun, mobilnya tak berhenti dan langsung melaju cepat diikuti mobil patroli dan pengawalan. Sehingga, awak media kesulitan untuk mewawancarainya.
Sandiaga Uno juga tampak sudah mengenakan kaus polo warna birum di mana sebelumnya dia mengenakan kemeja putih saat mencoblos.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Ferdinand Hutahaean menjelaskan, Sandiaga Uno tengah berdiskusi dengan para ulama dan purnawirawan, di rumah Prabowo Subianto.
“Bukan, Bang Sandiaga sehat, beliau sedang diskusi dengan banyak tokoh seperti ulama dan purnawirawan,” ujar Ferdinand saat ditanya awak media.
Sementara, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman meminta semua pihak menjadikan hasil penghitungan suara yang diselenggarakan pihaknya, sebagai pedoman.
Sedangkan untuk lembaga-lembaga survei yang melakukan hasil hitung cepat, kata dia, jadikan sebagai sebuah referensi.
Baca: Prabowo Menang Telak di Madura, Partai Gerindra Tagih Janji La Nyalla untuk Siap Potong Leher
"Kalau ada quick count ada yang bikin exit poll, jadikan itu sebuah referensi. Jadikan itu sebagai sebuah informasi," imbau Arief kepada wartawan, Rabu (17/4/2019).
Pihaknya akan menetapkan hasil Pemilu 2019 secara nasional paling lama 35 hari pasca-pemungutan suara. Dengan demikian, hasil resmi Pemilu 2019 baru bisa diketahui paling lama pada 22 Mei 2019.
Nantinya, apabila sudah ada hasil resmi dari KPU, dia meminta semua pihak agar mematuhi.
"Apa pun hasil yang ditetapkan tentu KPU mengajak kita semua untuk bisa percaya terhadap hasil yang ditetapkan. Hasil resminya kapan, berapa hasil resminya, ya nanti menunggu ketika KPU menetapkan hasilnya," paparnya.
Namun, apabila terdapat keberatan terhadap hasil pemilu, kata dia, dapat mengajukan gugatan kepada Mahkamah Konstitusi (MK).
"Andaikan memang ada bukti yang cukup hasil itu tidak sesuai dengan yang anda lihat, anda yakini, ruang untuk mengajukan sengketa itu sudah disediakan juga. Sengketa hasil itu bisa diselesaikan di MK," bebernya.
(Wartakotalive/Anggie Lianda Putri)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Syukuran Kemenangan Prabowo-Sandi di Monas Tak Berizin, FPI Sambangi Kantor Anies Basweda.