News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Klaim Kemenangan Prabowo 62%: Tudingan PKS dan Bantahan Partai Demokrat

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua GNPF Ulama, Yusuf Muhammad Martak dan calon presiden Prabowo Subianto berada di tengah forum Ijtima Ulama II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Minggu (16/9/2018). Prabowo mendatangani pakta integritas sebagai wujud keseriusannya melaksanakan hasil rekomendasi Ijtima Ulama.

Selain itu, Hidayat menyatakan Partai Demokrat tetap solid dan tetap tergabung dalam koalisi Prabowo-Sandi.

Ia bahkan menyatakan pertemuan Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara Kamis (2/5) lalu hanya ingin menegaskan komitmennya dengan koalisi Prabowo.

"Ada yang mengatakan kalau Pak AHY bertemu Pak Jokowi untuk menegaskan posisi AHY dan Demokrat bersama dengan Prabowo-Sandi. Jadi menurut saya di bulan Ramadan ini mari kita tidak kembangkan spekulasi," ujarnya.

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Partai Demokrat menanggapi pernyataan Hidayat Nur Wahid soal survei internal tersebut. Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon menyatakan survei yang dimaksud oleh Hidayat Nur Wahid adalah survei internal yang dilakukan pada bulan Agustus 2018 sebelum pencapresan.

Survei tersebut dilakukan untuk menentukan arah koalisi Partai Demokrat. Dari survei internal tersebut 62 persen kader Partai Demokrat menginginkan berkoalisi dengan Prabowo Subianto saat pemilihan presiden dan 38 persen kader ingin berkoalisi dengan Joko Widodo.

Jansen menegaskan berita itu bukanlah berita tentang survei pilpres, melainkan survei tentang keinginan kader PD saat itu untuk berkoalisi dengan Prabowo," ujar Jansen.

Jansen Sitindaon mengatakan dalam pemilu saat ini rekor kemenangan pada pilpres masih dipegang Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilu 2009 saat menang 60,80 persen. Partai Demokrat meyakini rekor tersebut sulit dipecahkan, bahkan oleh Joko Widodo pada pilpres 2019.

"Jadi kalau berita Agustus itu yang menjadi sumber pernyataan Pak HNW, maka jelas beliau salah memaknai angka tersebut," kata Jansen.

"Jelas hasil survei internal Demokrat meminta pandangan kader kami se-Indonesia terkait kita akan berkoalisi dengan siapa di pilpres 2019. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan hasil pilpres. Kebetulan saja angkanya mirip sama-sama 62 persen, jadi menyebabkan confuse bagi yang tidak teliti membacanya," sambung Jansen. (Tribun Network/kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini