TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhitungan Profesor Laode suara calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto bisa tembus 70 persen hingga 22 Mei 2019 mendatang, mengalahkan capres nomor urut 1 Joko Widodo (Jokowi).
Professor Laode pun mengungkap metode perhitungan data C1 yang dilakukan oleh timnya.
Prof Laode adalah satu di antara anggota Tim Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandiaga.
Hal itu diungkap Vasco Ruseimy, anggota BPN melalui vlog-nya yang mewawancarai Profesor Laode.
Dalam video yang diunggah di channel Yotube-nya, Macan Idealis, Rabu (8/5/2019), Vasco Ruseimy memperkenalkan sosok bernama Prof Laode.
Baca: TKN Minta Inisiasi Pertemuan Maruf-Sandiaga Dilakukan Pihak yang Kalah
Baca: Tanah Bergerak di Sukabumi Berpotensi Terjadi Kembali, PVMBG Beri Imbauan
Baca: Demokrat: Kivlan Zen Jangan Banyak Omong, Kelasnya Jauh Dibawah SBY
Baca: Jadwal MDL Disneyland Paris Major 2019 Hari ini, Big Match di Semua Bracket
Prof Laode disebut sebagai otak dari penghitungan perolehan suara untuk Prabowo-Sandiaga.
"Biar teman-teman tahu, beliau adalah koordinatornya, otaknya yang mengumpulkan dan mengkolek semua data C1 baik itu dari relawan dan yang lain-lain semua dikumpulkan untuk pemenangan tim Pak Prabowo-Sandi lah intinya dan partai koalisi," jelas Vasco Ruseimy dikutip dari Youtube Macan Idealis.
Di awal-awal wawancara, Vasco Ruseimy menyinggung soal peloemik 'Setan Gundul' dan data perolehan suara 62 persen yang diklaim Prabowo Subianto.
Profesor Laode meyakini bahwa data 62 persen tersebut adalah valid.
"Setiap apa yang diucapkan oleh Pak Prabowo dan Sandi itu semuanya disuplai dengan data-data yang valid," ujar Profesor Laode.
Menurut Profesor Laode, data 62 persen tersebut didapat dari sistem yang diinput dari pesan singkat atau SMS.
"Misalnya, ini yang dipersoalkan data 62 persen dari mana sih sekian jam," jelas Profesor Laode.
"Itu buat kami, sudah jauh hari kita sudah buat sistem pakai sms saja."
"Jadi setiap orang yang telah menusuk (mencoblos) itu ya, kemudian keluar C1-nya, langsung saja di kirim."